Pukul delapan pagi Keisha baru terbangun, dan ia langsung menyambar handuknya dan lantas menuju kamar mandi. Sepertinya, semua orang sudah beraktifitas mendahului pemuda tersebut.
Selesai mandi pagi Keisha berganti pakaian. Baju kaus lengan panjang yang sedikit ketat sehingga mencetak bentuk tubuhnya yang atletis, dan celana training berbahan parasut dengan warna yang senada dengan baju kausnya.
Setelah itu, ia pun sarapan bersama yang lainnya.
"Kalian bangun terlebih dahulu dariku," ujar Keisha, terutama kepada Shifa dan Jaya. "Kenapa malah belum sarapan?"
"Ya, karena menunggu Bang Keisha."
Keisha terkekeh menanggapi ucapan adik perempuannya itu. "Itukan tidak perlu, kalian bisa sarapan saja tanpa menungguku."
"Mama yang nyuruh."
"Ma?" Keisha memandang sang ibu.
"Sudah, sudah," Mutiya tersenyum lebar. "Ayo, dimakan sarapannya. Entar keburu dingin malah jadi tidak enak."
Keisha tersenyum lalu meraih bahu sang ibu, mengecup kening wanita itu.
"Terima kasih."