"Astaga," sahut Arni. "Enak sekali hidupmu, Kei. Jam segini masih saja bersantai-santai."
Keisha tertawa mendengar ucapan Arni tersebut, ia cukup tahu Arni tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya itu.
"Ya, mau bagaimana lagi?" kata Keisha. "Toh, aku tidak punya kegiatan lain selain mempelajari album tebal ini. Lain cerita kalau kau ada di sini."
Arni mengulum senyum mendengar tawa aneh di ujung ucapan Keisha.
"Oh, Kei," ujar Arni. "Kau menggodaku lagi."
"Salah, ya?"
"Tidak juga… Lalu, kalau aku ada di sana, apa yang akan kau lakukan?"
"Tidak ada," jawab Keisha sembari menyeringai. "Paling-paling aku akan lebih suka bertelanjang saja di hadapanmu."
"Dasar!" Arni terkikik. "Sudahlah, jangan bercanda terus."
"Baiklah, baiklah," jawab Keisha. "Lalu, ada keperluan apa Nona Arni menelepon hamba?"
"Kei!"
"Apa?" balas Keisha tidak kalah lantangnya dari suara Arni.
"Kamu tuh, ya!"
Keisha tertawa-tawa lagi. "Iya, iya… Ada apa?"
"Aku sedang menuju rumahmu sekarang."