"Kamu nekat, Kei," ujar Arni saat mereka berdua berada di dalam mobil. "Padahal kita sedang ada di tempat umum."
"Sumpah," kata Keisha, "aku tidak benar-benar menganggap mereka ada kecuali hanya menjadi hiasan dari restoran itu sendiri."
Arni tertawa halus mendengar alasan Keisha tersebut.
Keisha kembali meletakkan tangan tangannya ke paha sang gadis, mengelus-elus paha itu, semakin lama semakin naik seolah sengaja menyingkap bagian bawah gaun hitam Arni.
"Kei…!" ujar Arni yang harus membagi konsentrasinya antara udapan tangan Keisha di pahanya dengan arah laju mobilnya.
"Kenapa?" sahut Keisha sembari tersenyum lebar. "Kau tidak suka, ya?"
"Bukan soal suka atau tidak suka, Kei."
"Terus?"
"Aku sedang mengemudi," sahut Arni sembari pura-pura mendelik kepada pemuda tersebut sebelum pandangannya kembali tertuju ke depan. "Kau tidak lihat?"
"Sangat-sangat jelas."
"Lalu, kenapa kau masih menggangguku?"
"Aku tidak mengganggumu, Arni."