Untuk sejenak, Keisha melupakan kekesalannya terhadap Callysta, ia memilih untuk menikmati saja persetubuhan mereka itu.
Toh, tidak ada yang bisa aku lakukan, pikirnya. Jadi, ya, kenapa tidak menikmati saja?
Callysta menyadari hal itu, ia tersenyum dan menggerakkan pinggulnya dengan lebih bergairah lagi. Memeluk dan membawa kepala pria itu ke dadanya, membenamkan wajah pria tersebut di antara dua buah dadanya yang besar.
"Nikmatilah, Kei, nikmatilah."
Sementara itu, Delima berada di dalam mobil bersama ayahnya, Seta Adiprana. Semenjak tadi sang gadis hanya hening saja dengan raut wajah yang begitu bermuram durja.
"Kau tidak harus melakukan ini, Sayang," ujar Seta setelah didahului satu helaan napas yang panjang. "Hanya akan membuatmu sakit hati."
Delima mendesah halus. "Tidak, Ayah," ujarnya. "Aku ingin bertanya langsung pada laki-laki itu. Aku ingin memastikan langsung."
