Aku, Irza, dan juga Laskar sontok mengernyitkan kening kami saat melihat Jeri memberhentikan langkahnya saat dia hampir menggapai pintu kelas XII.IPA2.
"Kenapa?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Irza sudah lebih dari cukup untuk mewakili apa yang ada di benakku dan mungkin di benak Laskar juga.
"Lo semua jangan sampai lupa entar malam ada rapat buat baksos." Mendengar apa yang dikatakan oleh Jeri aku sontak menepuk jidatku. Bagaimana bisa aku yang notabenenya adalah seorang Ketua Oscar Geng bisa melupakan agenda rutin yang kami lakukan sebulan sekali itu.
"Lo kenapa, Ka?" tanya Irza yang sejatinya adalah orang yang paling peka di antara keempat pentolan Oscar Geng yang bersekolah di SMA Nusantara Bakti.
Aku berusaha untuk menetralkan detak jantungku saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Irza. Jika di dunia ini orang di luar lingkup keluargaku yang memiliki telepati tinggi padaku itu sudah pasti akan aku tunjukan pada Irza.