"Bisakah aku melakukan sesuatu untukmu?" Aku bertanya.
"Kau bisa membiarkanku minum sampai pingsan," bentaknya. "Tanpa penilaian atau kuliah tentang masalah Aku yang seharusnya."
Sementara satu bagian dari diriku berpikir itu benar-benar masuk akal bagi seseorang untuk minum dalam situasi ini, bagian lain mundur karena pembelaannya. Itu berarti dia tahu perilakunya merusak diri sendiri, dia hanya tidak peduli.
Dia mengambil botol dan meninggalkan gelas, berjalan dari dapur dengan gusar. Kemarahannya hanya ditujukan padaku, aku tahu, karena jika dia marah pada Stiven, dia harus mengingat semua yang telah dilakukan padanya.
Aku mengikutinya. "Aku tahu kamu ingin sendirian, sekarang. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu."
Dia berhenti di bawah tangga. "Jangan histeris, Susi. Aku tidak akan menyakiti diriku sendiri. Aku marah , bukan bunuh diri."
"Kamu tidak harus marah sendiri," aku bersikeras, berjalan di belakangnya. "Noel, biarkan aku membantumu."
