"Berdiri."
Ya.
"Lepaskan gaunmu. Dari atas ke bawah, perlahan, satu tali pada satu waktu."
Aku melepaskan satu tali, lalu yang lain, menahan tatapannya seperti yang kulakukan.
"Mata ke bawah."
Aku malah melihat ke arah kakinya, pada lipatan celananya.
Aku melepaskan lenganku yang lain dan menggulung bagian atas ke bawah, menutupi bra hitam tanpa tali.
"Kemari."
Aku hanya selangkah darinya. Dia bisa meraihku, jika dia mau. Dia menunggu sampai Aku datang kepadanya, sampai dia tidak perlu melakukan lebih dari mengangkat tangannya untuk mencengkeram bagian depan bra Aku dan menyentaknya ke bawah, keras. Dia duduk tegak dan menutup mulutnya di atas satu puting, dan tanpa berpikir, aku mengangkat tanganku ke rambutnya. Dia melepaskan Aku dan memberi Aku sedikit dorongan ke belakang.
"Aku tidak memberimu izin untuk menyentuhku," tegurnya.
"Aku minta maaf Pak."
"Itu akan menjadi peringatan terakhirmu, Susi." Dia memberi isyarat agar Aku mundur. "Lepaskan sisa pakaian sialanmu."