"Berani-beraninya kau menyebut menantuku pelacur, Beni!"
"M-menantu?!" Wajah Beni pucat pasi mendengar ucapan Rosea. Tak hanya Beni, Arasha juga sama. Dia kaget. Sialnya lagi, ada banyak orang di sini. Tak hanya mereka. Dan Arasha sangat yakin mereka pasti mendengarnya dengan jelas. Saking jelasnya sampai bisik-bisik tetangga pun mulai berdatangan pada detik itu juga.
"Saya datang ke sini setelah mendengar laporan dari putra saya bahwa salah satu orang kepercayaan saya berkhianat. Dia melecehkan sekretarisnya sendiri serta beberapa staf perempuan yang lain. Selain itu, saya juga datang ke sini untuk memberi teguran pada oknum-oknum tukang gosip yang tidak fokus dengan pekerjaannya." Rosea berteriak tegas.
Dia menatap Beni dengan tajamnya. "Kamu angkat kaki dari sini. Kamu dipecat dengan tidak terhormat!"