Hari itu cuaca terlihat sangat cerah. Mega merah yang menghiasi cakrawala sore itu sangatlah indah dihiasi dengan segerombolan burung yang terbang menghiasi langit.
Pohon-pohon rindang yang tertiup angin menambah kesejukan di daerah tersebut.
Anak-anak yang bermain layang-layang dengan gembiranya,sepasang remaja yang duduk di jok motor miliknya menikmati senja sambil sesekali tersenyum malu-malu seperti tengah dimabuk asmara, dan ibu-ibu yang tengah membeli sayur keliling sambil bergosip ria turut meramaikan suasana di lapangan sekolah tersebut.
Namun sepertinya semua keindahan alam tersebut tak mampu membuat kedua insan berbeda jenis kelamin tersebut merasa nyaman.
Mereka dilanda kecanggungan yang teramat sangat sesampainya mereka keluar dari ruangan bertuliskan 'ruang bk' di sekolah tersebut.
Ruangan yang menjadi saksi bisu perbuatan yang tak pantas dilakukan antara guru dan muridnya itu.
Dalam hati pria dewasa tersebut merutuki tindakan gegabah yang dilakukannya tadi demi membantu siswinya itu.
Ia seakan lupa dan tak memikirkan bagaimana jadinya hubungannya kedepannya bagaimana dengan Riana.
Diantara mereka masih saja tak ada yang membuka suaranya seakan tenggelam dengan masalah yang ada didepannya tanpa memikirkan kemungkinan saja ada masalah baru yang bisa menimpa mereka kapan saja.
Sebelum keluar dari gerbang sekolah, tanpa keduanya ketahui ada seseorang yang mengintai mereka dari belakang.
Guru tata usaha tersebut memang pada saat itu mempunyai urusan yang entah apa itu,dan hal tersebut mau tak mau menyebabkan beliau harus pulang dari sekolah tersebut sedikit agak terlambat.
Ketika sudah selesai menyelesaikan urusannya dan berniat untuk keluar dari ruang tata usaha, beliau dikejutkan dengan keluarnya seorang guru beserta siswi berbeda kelamin dari ruangan yang sama dijam yang tak seharusnya mereka ada di situ.
Guru laki-laki tersebut pun sontak menyembunyikan tubuhnya di belakang pilar yang berada dekat dengan 'ruang bk' tersebut.
Tak tinggal diam laki-laki tersebut pun mengeluarkan telepon genggam miliknya untuk mengabadikan momen yang dilihatnya tersebut.
Setelah mendapatkan cukup foto pria itu pun menyunggingkan senyum misterius dan tak ada yang mengetahui maksud dari senyuman itu.
Ketika sudah keluar dari gerbang sekolah itu,Adam sadar bahwa siswi nakal disampingnya ini tengah tak membawa kendaraannya yang biasa dipakai untuk ke sekolah karena memang parkiran yang terletak di depan gerbang masuk sekolah tersebut hanya menyisakan mobil yang dimiliki oleh Adam.
"Kamu tadi kesekolah naik apa, Ana?"
Tanya Adam mencoba memecahkan kecanggungan yang terjadi diantara pria dewasa dan gadis belia itu.
"Saya kesini tadi naik ojol pak Adam, oh iya dan saya mau sekedar mengingatkan bapak saja ya bahwa nama panggilan saya itu Ria bukan Ana" ucap Riana kesal karena dipanggil berbeda dengan biasanya oleh gurunya itu.
"Saya hanya ingin memanggil kamu seperti itu,lagian nama kamu kan Riana entah saya memanggilnya dari depan atau belakang tak ada bedanya bukan?"
Tanya Adam sambil menatap siswinya dengan alis yang dinaikkan meminta persetujuan.
"Up to you,anda memang selalu tak ingin dibantah sir" ucap Riana menyerah.
"Hanya dalam dua hari kita bertemu dan kamu sudah mengetahui karakter saya Ana?" ucap Adam memandang Riana yang hanya sebatas dadanya sambil menyilangkan kedua tangan di dada.
"Dan mungkin setelah satu bulan kita dekat kamu sudah mengetahui jam tidur saya,am i right Ana?" Tanya Adam dengan kepercayaan dirinya sambil menyunggingkan senyum miringnya.
"No,you are wrong sir,mungkin karena tingkat kepercayaan diri Anda yang terlampau tinggi yang menyebabkan Anda berfikir demikian. Tetapi perlu saya dijelaskan disini bahwa saya bahkan tidak berniat mengenal Anda lebih jauh sir" sangkal Riana dengan nada sinis dengan raut wajah sedikit dongkol.
"I'm just kidding right,saya cuma gak mau saja situasi di antara kita canggung seperti tadi" ucap Adam mencoba menenangkan Riana.
"Oh iya, karena kebetulan kamu juga kesini tadi gak bawa kendaraan saya akan antar kamu pulang" tawar Adam.
"Gak usah pak makasih saya bisa pulang sendiri, tadi saya juga sudah mengatakan pada Anda bukan bahwa saya tidak tertarik berdekatan dengan Anda ?" Ujar Riana dengan percaya dirinya.
"Apa yang ada difikiranmu itu Ana, saya memberikan kamu tumpangan untuk pulang karena saya ingin bicara dengan kamu mengenai masalah mu yang berkelahi di sekolah dan hukuman apa yang kamu dapatkan dari masalah itu. Karena memang tadi tidak sempat kita bahas." Ucap Adam mencoba menjelaskan maksud dari niatnya mengantar pulang Riana.
Riana yang mendengar perkataan Adam pun menjadi salah tingkah dan malu sendiri karena kepercayaan dirinya tadi.
"Maksud saya hanya itu,saya tidak mempunyai maksud untuk membuat kita lebih dekat atau apapun.Oh iya dan mungkin seharusnya kamu berfikir lagi Ana tentang saya atau kamu yang terlalu percaya diri" ucap Adam meremehkan sambil tersenyum miring.
Adam yang melihat rona wajah sang gadis pun merasa sangat senang karena berhasil menggoda Riana dan membuat wajah siswi SMA tersebut merah menahan malu.
Tit tit
Adam pun langsung saja membuka kunci mobil miliknya dan mempersilakan Riana untuk masuk ke mobil dengan mengangkat satu tangan dengan telapak tangan terbuka kearah mobilnya.
Riana pun masih dengan malunya masuk ke dalam kursi penumpang bagian depan tersebut dan diikuti oleh Adam.
Perlahan mobil yang dikemudikan oleh Adam pun keluar dari lahan parkir di depan sekolahnya lalu berjalan membelah jalanan kota kembang itu.
"Bagaimana awal mula kalian memasuki gudang itu sampai akhirnya membuat kondisi tubuh kamu seperti tadi,coba kamu cerita Ana!" Desak Adam pada Riana agar mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Tapi Anda harus janji tidak akan menceritakan kondisi saya tadi pada orang lain ya pak" pinta Riana pada Adam.
"Saya tidak akan mungkin menceritakan kondisi yang kamu alami tadi,karena hal itu bisa saja memicu pertanyaan dari para guru dan membuat apa yang kita lakukan di ruang bk tadi diketahui orang banyak.Tapi walaupun begitu saya akan mencoba memberikan hukuman untuk siswi-siswi tadi karena perlakuan mereka ke kamu,kalau kamunya tidak bersalah pastinya" ucap Adam sambil masih fokus mengemudi.
Kemudian mengalirlah cerita tentang kejadian yang dialaminya oleh Riana yang dimulai dari dirinya yang dibodohi dan akhirnya mau masuk kedalam gudang tersebut.
Riana yang dicecoki oleh semacam cairan obat dan keberadaan 3 laki-laki diruangan tersebut.
Dan akhirnya diri yang memutuskan untuk memecahkan kaca jendela demi mendapatkan atensi dari orang lain di luar ruangan tersebut.
Adam yang mendengar cerita Riana pun langsung naik pitam.
Dicengkeramnya stir kemudi didepannya sambil mengatupkan bibirnya menahan amarah.
Seberapa besarkah arti sosok 'Bayu' untuk Riana sampai-sampai dengan mudahnya siswi nakalnya ini dengan mudah dibodohi.
"Untuk hukuman kamu saya akan berikan skors kamu selama 2hari, surat yang ada didashboard depan kamu berikan kepada orang tuamu dan suruh hadir besok ke sekolah pukul 10.
Dan kali ini harus benar-benar hadir!" Ujar Adam dengan nada dingin sebelum berhenti di depan rumah Riana.
"Baik pak,kalau begitu saya turun pak" ucap Riana tanpa menunggu balasan.
Setelah mobil Adam mulai menjauh Riana pun mulai sadr dengan keberadaan motor gede yang terparkir di halaman rumahnya itu.
"Bayu...