"Cih, seenak jidat kau mencibirku. Awas saja kau." Geram Lucas sembari mengintip melalui interkam. Seketika itu tersentak bermanjakan seseorang yang berdiri di balik pintu.
--
Marcell sedang berbincang dengan ayah nya, ditemani Lucas. "Saranku, ya. Lupakan saja wanita itu … siapa namanya?"
"Lovely Carlb Gilbert."
Marco tersentak. "Ulangi sekali lagi!"
"Lovely Carlb Gilbert."
Marco memutar bola mata. Wow, Gilbert. Uhm, ini kesempatan emas. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya. Kalau aku bisa menyelamatkan Putri nya. Dia pasti membayar upah besar. Tersenyum menyeringai.
"Apa yang kau pikirkan?"
Yang ditanya tersenyum. "Kapan keberangkatanmu ke, London? Tiket keberangkatanmu akan segera ku siapkan."
"Besok pagi."
"Secepat itu?"
"Hh mm."
Marco beranjak berdiri, tatapannya mengunci pada putra nya. "Okay, Anak muda. Tiket mu dan Lucas akan segera ku kirimkan."
"Aku berangkat sendiri."