Rahang tegas masih saja mengeras dengan mencengkeram setir mobil. "Awas saja kau, Darren. Kau tidak bisa memisahkanku dari, My Little Princess. Semakin kau melarangku, semakin membuatku tertantang untuk memiliki, Baby Love." Ucapnya di iringi dengan seringaian licik.
--
Saat ini Darren tengah bercengkerama dengan sang putri. "Hm, Putri Dad cantik sekali. Siapa yang pilihkan baju ini, sayang?" Sembari mencubit gemas pipi Baby Love.
Bercengkerama dengan sang putri membuatnya tak rela untuk beranjak dari sana. Rasanya ingin berlama-lama mendekap erat kulit selembut bulu itu.
"Permisi, Sir."
Suara maid memaksanya melemparinya dengan lirikan sekilas. "Ada apa?"
"Sudah waktunya Baby Love untuk sarapan."
"Bawa kemari, biar saya saja."
"Ini, Sir." Menyerahkan botol asi ke tangan Tuan nya.
"Pergilah."
"Baik, Sir. Saya permisi." Membungkukkan badan sebagai salam hormat sebelum melenggang dari hadapan Tuan nya.