"Tetapi, Flow. Dia itu Ayah dari janin yang sekarang ini sedang kau kandung. Bagaimana pun juga dia harus tahu akan hal ini. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya itu."
--
Flower yang terkenal dengan sikap angkuh, sombong, hingga tak tersentuh itu pun tampak rapuh. Wanita itu tak lagi memiliki power.
Miris, itulah satu kata paling tepat untuk menggambarkan bagaimana kondisi Flower saat ini.
Bermanjakan pada kondisi Flower itulah yang telah membuat sisi hati Karyl bagai diremas-remas kemudian dilempar ke dalam jurang kegelapan.
Tak pernah Karyl sangka bahwa wanita yang sudah disayangi layaknya saudara sendiri berakhir dengan tragis. Kembali ditatapnya Flower dengan tatapan yang sulit diartikan, yang jelas setetes kristal bening mencuat keluar hingga membasahi pipi putih mulus.
"Hai, kenapa kau menangis, Karyl? Hapus air matamu. Jangan jadi wanita lemah."