Sebelum melenggang dari hadapan Darren. Manik hazel melemparinya dengan ketajaman penuh. Tersirat dengan sangat jelas emosi, sakit hati, amarah serta rasa muak menggeliat di sana.
--
Penolakan Flower telah membuatnya tertegun hingga beberapa saat. Ingin rasanya Darren menyusul langkah Flower. Sial, di saat bersamaan ponselnya berdering dengan menampilkan nama Charlotte. "Ada perlu apa lagi, hah? Bukankah sudah ku katakan bahwa aku sangat sibuk dan tak memiliki banyak waktu untuk mu. Kalau mau pergi, kau bisa naik taxi, Charlotte. Jangan lagi menggangguku!"
Suara bariton yang baru saja menggelitik pendengaran telah menghentikan langkah kaki. Flower menolehkan wajahnya berpadukan dengan lirikan sekilas. Obsen yang berada di sisinya juga membuang tatapannya ke arah yang sama. Setelahnya di tatapnya kembali Flower dengan tatapan melembut. "Jangan sampai kita datang terlambat, ayo!" Melingkarkan sebelah tangan pada pinggang ramping.