Udara pagi kembali membuat orang-orang untuk enggan melakukan aktivitasnya. Seolah ada magnet yang menarik mereka agar tidak bergera dan tetap berdiam diri di bawah selimut mereka. Suara tetes-tetes air yang tersisa sangat merdua seolah menyanyikan lagu tidur untuk siapa pun yang mendengarkannya.
Atria sendiri baru saja keluar dari kamar mandi dengan satu handuk yang melilit di kepalanya. Meski saat ini jam sudah menunjukkan pukul delapan, tapi Atria masih belum melakukan apa-apa, seolah ia kini mempasrahkan dirinya jika saja nantinya ia dimarahi oleh seniornya. Bahkan Atria tidak terlihat ingin terburu-buru meskipun ia tahu bahwa ia sudah terlambat.
Setengah jam kemudian, akhirnya Atria siap dengan semua perlengkapannya. Suara merdu yang seolah menyanyikan obat tidur kini perlahan mulai menghilang, sepertinya di luar sana sudah tampak terang.
