Chereads / Perfect Your Dream / Chapter 10 - Hari Pertama, Teman Pertama

Chapter 10 - Hari Pertama, Teman Pertama

Bel sekolah baru saja berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba. Atria segera merapikan bukunya dan memasukkan ke dalam tas. Atria kemudian kembali melihat laci mejanya, untuk memeriksa buku yang masih tersisa di dalam sana.

Biasanya Atria akan selalu meletakkan buku-bukunya di dalam laci, dan ia akan memasukkannya ke dalam tas saat jam mata pelajaran yang bersangkutan dengan buku itu selesai. Tentu saja setiap pagi, sebelum jam pelajaran dimulai, Atria akan mengeluarkan semua buku yang ia bawa dan menyusunnya di dalam laci mejanya.

"Atria ke kantin yuk."ajak salah satu teman Atria yang bernama Sila, Atria mengangguk dan segera beranjak dari duduknya. Sebelum benar-benar pergi meninggalkan kursinya, ia kemudian menoleh kepada Elya.

"Mau ke kantin bareng?" tanya Atria kepada Elya, rasanya Atria akan menjadi orang yang tidak sopan dan jahat jika ia membiarkan Elya si anak baru menuju ke kantin sendirian, mengingat ini merupakan lingkungan baru baginya.

Elya mengangguk, tentu saja ia setuju untuk pergi ke kantin bersama Atria dan teman-temannya. Mengingat dia tidak mengenal siapapun di sekolah ini, kecuali anak yang ia temui saat di toko buku kemarin. Tapi Elya tidak langsung pergi dengan mereka, ia harus berbasa-basi dahulu kepada teman-teman yang lain, mengingat yang mengajaknya kan cuma Atria tanpa persetujuan dua teman lainnya itu.

"Gak keberatan kan, kalau aku ikut?"ucap Elya meminta izin kepada Sila dan Lia. Sila sedang berfokus kepada ponselnya, jadi ia tidak begitu mendengarkan apa yang Elya ucapkan.

"Enggak apa-apa kok, santai aja lagi."jawab Lia kemudian,

"Kenalin Aku Lia." Lia menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Elya, sedangkan Atria mulai menyikut lengan Sila karena masih fokus pada ponselnya. Sila menoleh kepada Atria, dan melihat Lia tengah bersalaman dengan Elya.

"Hy kenalin, aku Sila."ucap Sila dengan eskpresi sedikit tidak nyaman, Lia dan Atria hanya tersenyum melihat tingkah Sila. Mereka bisa menebak bahwa saat ini Sila sedikit canggung dengan kehadiran orang baru.

Sila memang tipikal orang yang sulit beradaptasi dengan orang yang baru ia temui. Sila yang ceria akan tiba-tiba menjadi diam jika ia bertemu dengan anak baru atau jika ia berada di lingkungan yang baru. Sila hanya akan menjadi lebih cerewet jika ia bersama Atria dan Lia saja, itu karena mereka sudah berteman sejak mereka masuk SMA ini, mereka berada di kelas yang sama saat kelas X.

Mereka pun berjalan beriringan menuju ke kantin yang berada di lantai paling atas. Bagi sebagian anak, kantin yang berada di lantai atas sangat menyebalkan. Apalagi buat mereka yang berada di lantai satu, karena mereka harus naik dua lantai menuju ke kantin dan itu menghabiskan waktu dan energi mereka.

Sekolah memang sengaja membuat kantin berada di lantai paling atas. Hal ini dikarenakan agar anak-anak kelas dua belas yang akan menempuh Ujian Kelulusan tidak membuang-buang waktu mereka untuk berjalan menuju ke kantin. Sedangkan untuk anak kelas sepuluh memang sengaja dibuat jauh agar mereka terbiasa untuk membawa bekal dari rumah, karena mungkin makanan di kantin tidak sesuai dengan selera mereka, apalagi mereka masih beradaptasi dengan lingkungan baru.

Menu di kantin tiap hari pun selalu berbeda-beda, namun makanan yang disajikan pun makanan sehat. Sehingga anak-anak yang sudah terbiasa dengan makanan enak saat di sekolah yang terdahulu, kini harus menyesuaikan selera mereka dengan makanan kantin.

Jika mereka tetap tidak menyukainya, mereka dipersilahkan untuk membawa bekal. Sekolah juga tidak memperbolehkan para pedagang berjualan di sekitar area sekolah, karena sekolah sudah memiliki kantin khusus untuk para siswa dan siswinya.

Saat Atria, Elya dan kedua teman mereka sampai di kantin, mereka harus mengantri untuk mendapatkan makanan. Meskipun banyak yang tidak menyukai makanan sehat, tapi faktanya anak-anak di sini mulai terbiasa dengan semua makanan itu, buktinya kantin ini selalu ramai setiap jam makan siang.

Saat mereka semua sudah duduk di meja makan dan siap dengan makanan mereka, Atria menoleh menatap Elya yang saat ini seperti sedang mencari-cari sesuatu. Atria melirik kepada Sila dan Lia yang sudah terlebih dahulu menyantap makanan mereka.

"Gimana?" tanya Atria kepada Sila yang saat ini duduk di sebelahnya.

"Kali ini lumayan kok."jawab Sila, setelah Sila mengatakan hal itu, Atria pun mencicipi makanannya. Atria mengangguk setuju dengan pendapat Sila kali ini. Selera Atria dan Sila tidak jauh berbeda, jadi ia percaya kepada Sila.

"Kenapa harus ada berbagai macam sayur ini sih!" Lia mulai menggerutu karena menu kali ini, piring mereka dipenuhi oleh beberapa macam sayur.

"Kan memang selalu gitu, setiap akhir pekan, menunya akan dipenuhi dengan sayur." ucap Atria kemudian.

Lia memang tidak menyukai sayur, sedang Atria tidak begitu suka dengan sayur tapi ia juga tidak membencinya, hanya saja sayur bukan pilihan untuk makanannya. Namun meskipun tidak menyukainya, Atria akan selalu memakan sayur, minimal satu macam sayur ada pada makanannya. Atria memang orang yang suka memperhatikan kesehatannya.

"Kamu lagi cari siapa? Apa ada orang yang kamu kenal di sini?" tanya Atria kepada Elya yang sedari tadi masih tampak celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

Sila dan Lia menoleh kepada Elya secara bersamaan, tentu saja mereka juga penasaran, siapa orang yang dimaksud Elya. Mengingat Elya sudah lama tinggal di luar dan dia juga bukan berasal dari kota ini. Mereka memang sempat melakukan sensus kepada Elya saat mereka sedang dalam perjalanan menuju kantin tadi. Tentu saja dengan berbagai pertanyaan tentang diri Elya.

"Ah, Iya."ucap Elya kemudian, karena ditanya tiba-tiba dan diperhatikan seperti itu membuat Elya jadi menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu. Tapi dia juga tidak berbohong sepenuhnya, dia memang mengetahui salah satu siswa yang bersekolah di sini.

"Siapa?" tanya Lia sedikit penasaran, Atria dan Sila masih memperhatikan Elya menunggu jawaban. Elya hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Lia, melihat itu membuat Atria juga tersenyum.

"Sepertinya orang yang spesial nih."goda Atria kemudian, Elya hanya kembali tersenyum dan mereka memilih untuk tidak melanjutkan pertanyaan mereka, karena sepertinya Elya tidak ingin mereka membicarakannya atau lebih tepatnya Elya tidak nyaman untuk bercerita dengan mereka. Tentu saja itu merupakan hal yang wajar, mengingat ini baru pertemuan pertama mereka.

"Habis makan, aku mau ke kelas bawah. Mau bisnis, mau ikut enggak?" tanya Lia,

"Aku ikut."ucap Sila kemudian. Sudah jelas Sila memilih untuk mengikuti Lia, karena setiap selesai makan siang, ia biasanya akan mengikuti Lia daripada Atria yang menurutnya membosankan hanya berdiam diri di satu tempat.

"Kamu mau ke taman samping lagi?" tanya Lia kemudian, Atria mengangguk dan mengangkat novel yang sudah ia bawa.

"Mau menyelesaikan ini."jawab Atria kemudian, Lia kemudian hanya mengangguk.

"Aku boleh ikut kamu gak?" tanya Elya kepada Atria.

"Jangan, ntar kamu jadi nyamuk di sana."ucap Lia kepada Elya,

"Kok gitu?" Elya penasaran,

"Jangan dengerin mereka, kamu bisa kok ikut sama aku, daripada nggak ngapa-ngapain di kelas kan." ajak Atria kemudian.

Setelah keluar dari kantin mereka berjalan menuju ke lantai satu, setelah sampai di anak tangga bagian bawah, mereka berpencar menuju ke tempat tujuan mereka masing-masing. Atria dan Elya menuju ke taman samping, sedangkan Lia dan Sila menuju ke kelas sepuluh.