Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

HIDUP DI ATAS NAFSU

Melly_Merihwati
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.8k
Views

Table of contents

Latest Update1
Rentan3 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Rentan

Denting jam berbunyi menunjukan waktu pukul jam 03.00 sore di hari Senin itu dan akupun masih kesulitan untuk mengaitkan kancing baju yang aku pakai. Sedangkan teman-temanku sudah memanggil-manggil namaku menyuruhku untuk segera mungkin menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan, "Put, putri..." Salah satu temanku memanggil namaku dengan lantangnya di depan rumah sederhana milik kakek dan nenekku. "iya iya ini aku udah selesai kok", dan akupun memakai kerudung dengan berjalan menghampiri teman teman dan kitapun siap untuk berangkat menuntut ilmu agama, ya ini lah kegiatanku semasa kecil dulu mengkaji ilmu iqra yang di selenggarakan setiap sore di rumah ustadz yang ada di desaku.

"put, ibu bapakmu tidak pulang?, kan sudah lama di kota" . Salah satu temanku sebut saja Devi dia adalah teman terbaikku. "ouh belum Dev, mungkin masih banyak pekerjaan disana" sahutku. Setelah itupun kami melanjutkan perjalanan dan mengikuti kajian itu hingga selesai.

"put, putri", dan aku menoleh siapa yang memanggilku, ternyata dia adalah om.ku yang masih duduk di bangku Mts pada saat itu, dia laki-laki yang baik meskipun sedikit nakal karna masih usia usia remaja yang masih labil. "hayuk pulang udah sore", sambil menggandeng dan memukul pantatku dengan tangannya, "iih om, iya ayo om" jawabku.

Dan kami pun pulang bersama dengan temanku semua kembali kerumah masing-masing, sesekali kami bercanda-canda di jalan layaknya anak kecil.

waktu semakin senja kakek dan nenekku pun pulang sehabis dari sawah, karna pada saat itu persiapan akan menggarap sawah, setelah bercengkerama cukup lama neneku beranjak dari tempat ia beristirahat dan lekas lekas menuju ke dapur untuk memasak hasil tangkapan kakeku yaitu belasan belut.

Aku tidak membantunya aku lebih suka bercanda dengan om.ku,

Pukul 07.00 malam persiapan makan sudah siap, kamipun menyantapnya dengan lahap, setelah selesai makan malam kami beranjak bersiap-siap untuk kerumah tetanggaku untuk menonton televisi, karna pada saat itu keluargaku tidak mempunyai televisi

"put, ayo siap siap nonton tv", ujar omku sambil sesekali mengelus pipiku dan memukul bokongku dengan lembutnya, sehingga aku pun merasa geli.

"ayo om" sambil nyengir karna geli