Chapter 2 - Kedatangan (part 2)

Hannoic War part 2

"Suatu yang kecil bisa berubah menjadi hal besar"

-Cassandra yang Agung

Kedatangan

Didalam sebuah kereta kuda dua orang bertatapan satu sama lain, satunya memiliki wajah tua tapi dengan perawakan keras dengan tubuh yang bagus.

Yang satu lagi memiliki wajah muda dengan armour emas dan lumayan tampan.

"Jadi? Kenapa kau disini?" ,Ucap orang yang memiliki wajah tua itu.

"Aku ini pasukan pribadi keluarga Belasia dan aku diperintahkan tuan muda untuk menjagamu selama perjalanan dari ibukota tuan menteri perang" ,Ucap pria muda itu sambil tersenyum.

"Hm...keberadaanmu lebih mengkhawatirkan dari penyergapan musuh" ,Ucap Pria tua tersebut.

Pria muda tersebut hanya tersenyum kepada pria tua tersebut.

"Jadi bagaimana keadaan ibukota sekarang? Aku sudah lama tidak kesana aku bahkan tidak ikut serta dalam pemberontakan Aquantia" ,Ucap pria tua tersebut sambil menuang anggur dari teko kegelasnya.

Kemudian pria tua tersebut meminum anggur dari gelasnya dan meneguknya beberapa kali.

"Cukup kacau sekarang pencurian,perampokan,dan pemerkosaan dimana-mana bahkan ibukota sekarang penuh dengan mayat wanita yang diperkosa dan mayat pria yang mati dirampok" ,Ucap pria muda tersebut menuang beberapa tuang anggur dari teko digelasnya.

"Kenapa tidak tuan muda dari keluarga Balesia saja yang mengamankan ibukota dan menghancurkan kekacauan didalamnya" ,Ucap pria tua itu sambil menoleh kejendela kaca didalam kereta melihat pemandangan tanah berumput yang rata dengan tangannya yang masih memegang gelas berisi anggur.

"Pasukan keluarga Balesia hanya 600 pasukan saja sedangkan ratusan lainnya berada ditempat lain diVicta dan tuan muda bisa saja terbunuh akibat mencoba mengalahkan 3.000 bandit yang mengokupasi ibukota" ,Ucap pria muda itu.

"Lagipula dia sudah diincar banyak pembunuhkan? dan tidak masalahkan menambah 3.000 pembunuh lagi?" ,Ucap pria tua itu setelah meneguk beberapa minuman anggur.

"Dan bagaimana pasukan lain diibukota seperti pasukan nasional atau..pasukan dari faksi lain?" ,Ucap pria tua itu menyambung perkataannya dengan menuangkan anggur digelasnya.

"Banyak tentara yang mengambil kesempatan ini untuk ikut-ikutan merampok sedangkan beberapa memilih untuk duduk melihat dan makan gaji buta atau bahkan dibayar untuk membunuh politisian" ,Ucap pria muda tersebut dengan memegang segelas anggur.

"Menurutmu siapa yang paling diuntungkan dari kekacauan ini tuan Gan Harar sang Ksatria penjaga keluarga Basileus?" ,Ucap pria tua itu sambil meminum segelas anggur kemudian menaruhnya ditalam disebelahnya.

Pria tua itu menatap tajam kepria muda yang ia panggil Gan Harar tersebut.

"Kalau soal itu aku tak tahu tuan Toran Garius Sang Menteri Perang dan Militer Victa aku hanya bertugas sesuai kata tuanku" ,Ucap Gan Harar sambil mengangkat gelasnya dengan tangannya keatas duduk kemudian mendekatkan mukanya kepria tua yang ia panggil Toran Garius tersebut.

Kemudian diluar kereta ratusan pasukan berbaris dengan armour dan persenjataan yang cukup lengkap beberapa membawa bendera dan persenjataan lainnya mengikuti dibelakang kereta mengawal Toran Garius.

Note:Bendera menteri Perang dan Militer

_______-_-_______

Sementara itu diwaktu yang sama disebuah lorong diistana, dua orang pria berjalan mereka berdua memakai pakaian putih dengan corak sedikit biru dipakaian mereka salah seorang memiliki perawakan botak sedangkan yang satu memiliki perawakan dengan kumis mustache.

"Bagaimana kondisi tuan putri temanku Regio?" ,Ucap pria botak berpakaian putih tersebut kepria berkumis.

"Tenang saja sejak kau pergi keCyronia tidak banyak masalah bahkan putri menyukai keadaan sekarang" ,Ucap pria berkumis sambil membuka sebuah kertas surat yang berisi suatu kabar.

Pria berkumis itu hanya kemudian menaruh kertas surat kabar tersebut dililin dan kemudian membakarnya dengan cepat.

"Jadi bagaimana bentuk pahlawan?" ,Ucap pria botak menoleh kesurat yang terbakar.

"Tenang saja mereka benar-benar bertubuh manusia dan berbicara seperti manusia banyak dari mereka yang hanya tak terbiasa didunia dimana mereka dipanggil" ,Ucap pria berkumis tersebut.

"Ehem sebaiknya aku tak membicarakan hal itu" ,Ucap pria botak tersebut.

"Tak apa lagipula lama kelamaan rahasia soal tentang 'kerajaan Dalmatia yang memanggil pahlawan dari dunia lain' akan terungkap tak lama lagi" ,Ucap pria kumis tersebut melanjutkan berjalan.

"Bagaimana keadaan musuh kita?" ,Ucap pria botak tersebut.

"Maksudmu orang-orang Victa? Tenang saja cepat atau lambat kita akan segera mengalahkan mereka dan mengakhiri perang panjang 25 tahun ini mereka sudah kehabisan sumber daya dan keadaan negeri itu sudah kacau" ,Ucap pria kumis sambil menoleh kepria botak tetap melanjutkan berjalan.

"Kita juga kekurangan sumber daya temanku Regio dan kita lebih kacau...kita masih dalam kekacauan politik sekarang..entah siapa yang akan mendukung putri sekarang" ,Ucap pria botak tersebut kepria kumis yang ia panggil Regio sambil berhenti berjalan.

Sambil melihat putri kecil yang lumpuh duduk dikursi roda sambil ditemani pelayannya dan seorang pria kurus dengan pakaian ketat dengan armour besi ringan yang nampaknya menghiburnya dengan cara memberikannya bunga mawar berwarna merah.

Pelayan dan putri kecil tersebut tertawa kecil dan kemudian tersenyum begitu juga dengan pria berpakaian ketat tersebut

"Kita butuh pemimpin kuat temanku Regio seseorang yang tahu cara menakuti dan dicintai banyak orang" ,Ucap pria berkumis yang dipanggil Regio tersebut menatap pria botak yang ia panggil Casca.

"Eh! Apa kabar pak Cascarius dan Regio!" ,Ucap putri kecil dikursi roda tersebut memandang dua pria tersebut sambil melambaikan tangannya.

Pria dengan pakaian ketat dan pelayan yang menemani putri kecil itupun juga ikut melambaikan tangan.

Kedua pria yang dipanggil Casca dan Regio itupun mendekati putri kecil dikursi roda tersebut kemudian mereka menundukkan punggung mereka mencoba ramah dan hormat.

"Selamat pagi yang mulia" ,Ucap kedua pria tersebut serempak.

"Eh? Aku kan belum jadi ratu tak perlu memanggilku 'yang mulia' padaku begitu" ,Ucap putri kecil tersebut dengan muka malu-malu.

"Tenang saja penobatanmu sebagai ratu akan datang dan itu akan datang dalam waktu cepat putri" ,Ucap Regio pria berkumis tersebut berbicara dengan putri tersebut dengan ramah.

"Ngomong-ngomong Pahlawan Assasin Dryer bukankah teman-temanmu sedang berlatih dilapangan? Harusnya kau mengikuti mereka bukan?" ,Ucap Regio menyambung perkataannya dan menoleh kepria berpakaian ketat tersebut.

"Ehhh...tenang saja ini merupakan latihanku tuan Regio" ,Ucap pria berpakaian ketat tersebut.

"Hmmm..Latihan yang bagus....tapi sekarang pergilah" ,Ucap Regio menatap tajam kepria berpakaian ketat tersebut.

"Aku dulu ya tuan putri" ,Ucap orang berpakaian ketat tersebut kemudian berlari setelah itu menghilang dengan cepat.

"Maaf tuan putri menganggu waktumu aku pergi dulu merapikan buku diperpustakaan" ,Ucap Regio dengan ramah membungkuk kemudian berjalan pergi.

"Apa kabar tuan putri" ,Ucap Casca membungkuk dengan ramah.

"Aku baik tuan Casca dan bagaimana tugasmu dipulau suci Cyronia?" ,Ucap putri tersebut sambil tersenyum.

"Aku baik disana dan aku akan membawa hadiah dari pulau suci Cyronia" ,Ucap Casca pria botak tersebut berbicara ramah kepada putri kecil yang lumpuh tersebut sambil mengambil sesuatu dari pakaiannya.

"Tada...ini dia buku petualangan raja Cassandra yang agung" ,Ucap Casca sambil tersenyum memberikan sebuah buku yang lumayan tebal dengan sampul keemasan.

"Wahh..aku suka ini terima kasih tuan Casca" ,Ucap putri tersebut yang kemudian mencium pipi Casca.

Casca hanya tersenyum.

"Ehhh..maafkan aku tuan putri aku juga punya urusan jadi..aku pergi dulu ya tuan putri" ,Ucap Casca sambil membungkuk dan kemudian berjalan pergi.

Casca kemudian membuka sebuah surat kecil dipakaiannya dan kemudian menatap tajam kedepan sambil berjalan dirinya semakin masuk kedalam istana.

____-_-___

Sementara itu diperbatasan antara negeri republik Victa dan kerajaan Dalmatia disebuah kamp prajurit

"Dahulu seorang raja hebat dari sebuah kerajaan kecil naik kekuasaan dan segera ia melangsungkan kampanye terhebat sepanjang masa dan segera membuat sebuah kerajaan terluas didunia namanya 'Cassandra yang Agung'" ,Ucap seorang pria gendut membaca sebuah buku tebal disebuah kamp prajurit.

"Hah...semuanya selalu menganggap Cassandra sebagai orang yang hebat dan memuji-muji kehebatannya tapi tak ada yang pernah melihat sekali kepada ayahnya yang mereformasi militer kerajaan kecil Cassandra dan membuatnya kekuatan besar" ,Ucap pria gendut itu sambil menutup buku tersebut.

"Bagaimana pendapatmu Wale?" ,Ucap pria gendut itu sambil menoleh kepada pria dengan perawakan tua yang memakai armour dengan pedang dipinggulnya.

"Ya aku tak bisa berkomentar bagus pak aku hanya bisa mengatakan bahwa semuanya hanya akan menjadi sejarah" ,Ucap pria yang dipanggil Wale itu.

"Hmmm....komentar yang bagus terutama untuk seorang anak seorang petani" ,Ucap pria gendut itu memandang wajah Wale.

Kemudian seorang prajurit berjalan dengan suara gerak armournya yang terdengar dari kejauhan kemudian dia membuka pintu kamp yang hanya berupa kain.

Kemudian pasukan itu masuk kekamp tersebut dimana kemudian pria gendut itu menoleh kepadanya.

"Tuan menurut mata-mata, pasukan Dalmatia didepan berjumlah 8.700 orang" ,Ucap prajurit itu melapor sambil menunduk hormat kepria gendut itu.

Pria gendut itu kemudian menarik nafas kemudian mencoba berdiri dengan tubuhnya yang gendut itu.

"Pelayan ambilkan aku pakaian aku dan juga armour" ,Ucap pria gendut itu sambil melihat peta kemudian merenung memikirkan sesuatu.

Sambil dipakaikan pakaian oleh pelayan ia kemudian menggerakkan salah satu pion dipeta.

Kemudian dirinya menoleh kepada Wale.

"Katakan kepada prajurit untuk berbaris disekitar pepohonan dan kemudian siapkan kavaleri dilapangan datar tersembunyi disayap kanan setelah itu tunggu tanda-tanda dariku untuk menyerang" ,Ucap pria gendut itu kepada Wale.

Wale kemudian pergi keluar dari kamp.

Pria gendut tersebut kemudian mengambil salah satu buah dari piring kayu dan makan sebuah apel.