Hannoic war part 1
"Suatu yang kecil bisa berubah menjadi hal besar"
-Cassandra yang Agung
Sesuatu tapi bukan Awal
Angin berhembus meniup pepohonan disekitarnya, burung-burung terbang diatas mereka.
Sedangkan para rusa melompat kesana kemari meminum air hujan.
*Whreeek!..* ,Suara rusa berteriak akibat luka tembakan panah.
"Ahh..ahhh..ah dia berlari!" ,Teriak seorang om-om gendut dengan muka yang cukup tua dengan busur ditangannya, ia heran melihat rusa yang masih bisa berlari meskipun panah mengenainya.
Kemudian ia melihat salah satu panahnya dan berkata, "Ah! Sial! Aku lupa menaruh racun dianak panahnya lagi!" ,Ucap paman tersebut sambil melempar panahnya ketanah.
Kemudian ia berbalik pergi, tapi kemudian dalam beberapa saat ia mundur kembali ketempat tadi ia berdiri karena melihat sesuatu yang aneh.
Tubuh lelaki muda terbaring yang entah masih hidup atau mati terbaring ditengah hutan.
"Hm!?" ,Ia kemudian bergumam dan segera berlari ketempat tubuh yang terbaring tersebut.
Kemudian ia serentak berlutut memeriksa keadaan lelaki tersebut.
"Dia masih hidup" ,Gumam dirinya setelah menempelkan telinganya didada pria tersebut.
"Oi! Oi! Bangun nak! Kau tidur ditengah hutan!" ,Ucap om-om tersebut sambil menampar beberapa kali muka anak muda tersebut mencoba membangunkannya.
Kemudian ia merenung sebentar setelah itu merapikan panah dan busur yang masih ia bawa dipunggung nya.
Setelah itu ia menggendong anak muda tersebut kesuatu tempat.
.
.
.
Sementara itu dipinggiran pedesaan yang indah terdapat rumah yang lumayan kusam tapi cukup nyaman untuk standar pedesaan.
Didalam rumah tersebut terdapat seorang wanita remaja yang membersihkan sejumlah alat-alat makanan dan kemudian setelah melakukan sejumlah kegiatan rumah tangga.
Ia keluar dari rumah tersebut mengambil jemuran sambil melihat matahari tenggelam diwaktu sore.
Sunset berwarna merah kejinggaan terpampang dihadapan wanita itu.
Filda nama wanita tersebut.
Kemudian ia berdoa melakukan ritual dengan merapatkan tangannya didepan dadanya melihat keatas sambil berkata.
"Semoga tuan Cahaya memberkati kita semua" ,Ucap wanita remaja muda bernama Filda tersebut sambil melakukan ritualnya menyembah tuhannya.
Kemudian seorang paman tua terlihat berlari bergesa-gesa kearah Filda.
"Oi! Filda! Ada seseorang yang sedang tidak sadarkan diri! Tolong kau beri dia perawatan atau semacamnya!" ,Teriak seorang paman dengan muka cukup tua tersebut membawa seorang laki-laki muda digendongannya.
"Ayah! Sudah kubilang kalau aku sedang melakukan ritual jangan mengangguku" ,Ucap Filda sambil melihat kearah ayahnya.
"Hah?! Ini ada seorang pria muda yang entah sedang sekarat atau tidak! Jangan bersantai coba tolong dia! Menolong seseorang merupakan kewajiban dari tuhanmu bukan?!" ,Ucap paman tua tersebut sambil bergesah-gesah mendekati Filda membawa anak muda tersebut.
Filda kemudian mendekatkan tangannya kehidung anak muda tersebut memeriksa apakah ia masih bernafas atau tidak kemudian mencoba memeriksa sejumlah bagian tubuhnya.
"Sebaiknya kita bawa dia kedalam" ,Gumam Filda setelah itu ia kemudian berdiri merapikan roknya dan mengangkut jemuran.
Sedangkan ayah Filda menggendong anak muda tersebut.
.
.
Dimalam yang gelap ayah Filda kemudian mengambil obor dan menerangi bagian depan rumah dan menyalakan lilin didalam rumah tersebut.
Rumah tersebut cukup kotor dan dalam keadaan miskin dengan kasur yang kotor dan cukup tak terawat.
Anak muda tersebut kemudian dibaringkan dikasur dan sambil diawasi oleh Filda dengan lentera kecil ditangannya memeriksa tubuh anak muda tersebut.
"Oi Filda menurutmu siapa dia? Bajunya cukup aneh aku tak pernah melihat orang-orang seperti dia, juga dia cukup berotot dan memiliki kulit yang cukup mulus dan putih...apakah dia bangsawan?" ,Ucap paman tersebut sambil menutup pintu rumah tersebut dan merapikan sejumlah barang-barang.
"Siapapun dia kita harus menjaganya sebagai kewajiban kita dan itu juga perintah dari tuan Cahaya" ,Ucap Filda sambil menaruh tangannya didadanya.
"Halah! Aku tetap percaya pada dewa lama! Dewa dari ayah dan kakekku! Aku tidak peduli apapun perintah dari tuhanmu! Yang penting kau jaga dia! Dan aku mau istirahat!" ,Ucap paman tersebut marah seperti sedang tersinggung sambil masuk lebih kedalam rumah dan menaruh panah serta beberapa busurnya dilantai ditempat yang biasa ia taruh.
"Ayah..kau tidak makan malam dulu?" ,Ucap wanita muda itu mencoba dengan sopan dihadapan ayahnya.
"Aku capek mengejar buruan seharian! Aku mau istirahat dulu! Kalau soal makan aku akan makan roti dimeja semalam!" ,Ucap Ayah Filda dengan kesal
"Hah...." ,Gumam Filda mengeluarkan nafas dari mulutnya melihat kelakuan ayahnya.
.
____-_-_____
.
Sementara itu dijalanan ibukota negeri Victa, para burung-burung hinggap ditali-tali jemuran dan atap perumahan.
Sedangkan beberapa perumahan terlihat habis terbakar sesuatu.
Terlihat beberapa prajurit membersihkan mayat dijalanan yang sudah membusuk.
"Hah! Lihatlah ibukota sekarang! Sudah cukup kacau! Dahulu kota ini sangat ramai dan para anjing dan burung buang air diatas kepala orang! Sekarang bahkan anjing saja tidak berani buang air disini!" ,Ucap salah seorang pejabat gendut dengan muka pemabuk yang memakai armour berjalan mengawasi prajurit bawahannya.
"Mayat ini...mayat wanita pelacur pak.." ,Ucap prajurit yang memeriksa mayat yang sudah membusuk dan para belatung sudah menghinggapinya.
"Hmm..kota ini sudah menjadi kota yang membusuk semuanya menjadi kacau sejak pemberontakan orang-orang Aquantia beberapa bulan yang lalu" ,Ucap pejabat itu sambil menutup hidungnya.
"Korupsi dimana-mana sedangkan pencurian,perampokan,pembunuhan sudah menjadi hal yang wajar sekitar 3 bulan ini" ,Ucap pejabat itu sambil mengambil anggur dari talam yang sudah disediakan pelayannya dibelakang.
"Dan aku minum anggur didepan mayat! Betapa kejamnya aku! Aahahaha!" ,Ucap pejabat itu setelah meneguk beberapa air anggur.
Pejabat itu kemudian tertawa sambil menepuk dengan keras punggung pelayannya.
"Hah..itu lelucon buruk mungkin aku akan digentayangi hantunya seumur hidupku...baiklah kalian segera kuburkan dia dilapangan didepan ibukota seperti biasanya" ,Ucap pejabat itu.
Kemudian terdengar tawa ria para pria dan pelacur didepan mereka dan mereka sadar bahwa hanya beberapa meter didepan mereka ada rumah bordil.
"Teman mereka ada yang mati sedangkan mereka menikmati uang perak dari hasil memasukkan batang ke kedua lubang mereka..hah! Sudah lama aku tak mengundang pelacur kerumahku! Sejak aku diberi tugas membosankan dari anak muda itu! Mungkin aku akan mengundang mereka nanti!" ,Ucap pejabat itu dan segera pergi dengan prajuritnya.
Prajurit dan pejabat tersebut pergi dengan membawa kereta kuda berisi mayat lain yang ditemukan dikota.
Kemudian salah satu prajurit melihat kebelakang apa yang ia lihat adalah pria dengan pedang ditangannya dan seorang pelacur berciuman.
Prajurit itu menatap cukup lama hingga ia ditinggalkan pejabat gendut itu dan prajurit yang lain.
"Oi! Apa yang kau lihat? Istrimu berselingkuh menjadi pelacur? Atau kau ingin pelacur agar memuaskan batangmu yang kecil itu!" ,Ucap pejabat itu menoleh kepada prajurit yang tertinggal akibat ia menoleh kebelakang terlalu lama.
Pelacur tersebut kemudian menunjuk kepada pejabat itu.
Dan kemudian pria yang tadi ia cium tegak dan kemudian menyiapkan pedang.
Kemudian sambil membawa pedang ditangannya pria tersebut berjalan semakin mendekat kepada prajurit itu.
*Shrengggg* ,Prajurit yang tertinggal itu kemudian mengeluarkan pedangnya.
"Pak! Larilah! Aku akan menaha-" ,Ucap prajurit itu.
Tapi dengan cepat pria yang membawa pedang itu menebas pinggangnya.
Armournya retak sedangkan darah bercucuran dan tulang pinggangnya retak membuat ia mati seketika.
Pejabat itu kemudian menelan ludah dan merenung sebentar.
"Ah sial!" ,Teriak pejabat itu sambil berlari dengan cepat.
"Cepat Red! Redrick! Berlarilah!" ,Teriak pejabat itu terhadap pelayannya yang berlari sambil berhati-hati membawa talam dengan gelasnya.
Pejabat gendut itu mencoba berlari bergesa-gesa begitu juga dengan pelayannya.
Sedangkan salah satu prajuritnya yang berbalik mencoba melawan pria itu dengan cepat terbunuh dan kepalanya terlepas dari tubuhnya.
Pejabat tersebut yang melihat hal itu segera berlari dengan lebih cepat.
Tapi kemudian dengan cepat pria yang membawa pedang itu berhasil menyusul pejabat itu dan kemudian dengan cepat menebas mengenai perutnya.
Darah bercucuran dijalanan sedangkan pejabat itu terbaring dijalanan melihat tubuhnya berdarah sedangkan ia memegang perutnya dengan tangannya mencegah darah keluar lebih banyak.
"Ahh! Ck! Aku bahkan belum ngeseks dengan pelacur selama 4 bulan!" ,Ucap pejabat itu melihat darah ditangannya.
Pelayan bernama Redrick tersebut kemudian mencoba menahan pria yang membawa pedang tersebut mencegah dia agar membunuh tuannya.
Kemudian tombak yang lumayan panjang yang terlempar entah datang darimana dengan cepat mengenai kepala pria yang membawa pedang tersebut.
Menembus tengkorak kepalanya membuat darah bercucuran membuatnya mati seketika.
Sedangkan Redrick terkejut dengan tombak hingga ia terbaring shock.
"Kau tak apa-apa pak?" ,Ucap salah seorang prajurit dengan armour emas menghampiri pejabat itu dengan wajah cemas.
"Te..tenang saja.." ,Ucap pejabat itu masih menaruh tangannya diperutnya mencegah pendarahan sambil mencoba menarik nafas sebisa yang ia bisa.
Tapi kemudian dengan cepat pejabat memejamkan matanya dan kemudian pingsan tak sadarkan diri.
"Oi! Oi! Pak! Oi! Ah sial!" ,Ucap prajurit itu menggoyangkan tubuh pejabat tersebut.
"Redrick! Bantu aku masukkan tuan kekereta itu!" ,Ucap prajurit itu menoleh keRedrick yang masih shock.
"Ta...tapi tuan itukan kereta untuk pengangkutan mayat" ,Ucap Redrick dengan gugup.
"Ah biarkan! Yang penting kita harus bawa tuan agar selamat!" ,Ucap prajurit itu.
Para merpati terbang dari jalanan mereka melihat bagaimana insiden itu terjadi dan berbagai insiden lainnya yang terjadi diibukota yang sudah kacau.
.
.
.
Anak muda terbaring dikasur yang kotor disebuah rumah dipinggiran desa
Kemudian ia membuka matanya
Filda yang disampingnya yang mengawasinya dengan cepat berkata
"Ayah..dia bangun!"
Bersambung....