Memang bukan sesuatu yang pantas untuk dibanggakan dan ditunjukkan pada siapapun. Hanya saja di antara mereka berempat, Zia termasuk tipe orang yang sangat percaya diri dengan dirinya sendiri sampai satu sekolah pun, tak ada yang tak mengenal Zia, termasuk guru dan petugas kebersihan. Sedangkan Arya walau dikenal banyak orang lain di masa SMA-nya, justru hal itu membuatnya merasa tak nyaman dan selalu menghindar dari mereka.
"Omong-omong, keputusanmu meminta bantuan pada kami merupakan pilihan tepat. Kau bilang dalam hitungan minggu, kau sudah mulai turnamen sebagai pemain profesional, kan?"
"Walau hanya dikontrak dan diposisikan sebagai pemain cadangan, aku tak tahu apakah pantas disebut sebagai pemain profesional."
"Konyol! Bahkan kau berulang kali menyebut dirimu sebagai pemain profesional. Tapi kenapa kau sekarang menjadi tak nyaman dengan ucapanmu sendiri?"
