"Teman?" kata tersebut terngiang di kepala Salsa. Arya sering menyebut Salsa sebagai temannya dan berkata suatu saat mereka beruda bisa menjadi teman dekat. Entah mengapa mendengar kata tersebut membuat dada Salsa terasa sesak seketika, walau fakta mereka memang berteman merupakan hal yang benar.
"Ya, kau temanku. Sudah semestinya sebagai teman kita harus menolong teman lainnya. Kau tak melupakan dasar-dasar pertemanan, kan?" tanya Arya memastikan, wajahnya sedikit menunduk, melihat Salsa sama mengalihkan pandangannya.
Salsa tak mampu menjawab pertanyaan Arya, atau lebih tepatnya Salsa sangat memikirkan pertanyaan Arya. Salsa terus mencengkeram kedua tangannya, menahan emosinya. Napasnya kembali sesak, sangat sulit ingin mengungkapkan apa yang berada di dalam pikirannya.
"Hei, Salsa. Apa kau tak apa?" tanya Arya wajahnya mendadak cemas. "Kenapa kau diam saja?"