Ayahnya terdiam sejenak memandang Arya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sekilas memang tak ada keluhan apapun dari anaknya, bahkan masih bisa sempat tersenyum lebar. Ketika ayahnya menghadap ke belakang Arya, terlihat ibunya sedang memberi isyarat. Sang ayah spontan berpikir berulang kali, memahami maksud istrinya yang terus mengibaskan kedua tangannya.
Beberapa detik kemudian, sang ayah tahu maksud istrinya terus mengibaskan tangan, berharap melarang Arya untuk latihan basket sementara waktu. Namun tak ada yang tahu apa keinginan sang ayah, begitu menatap Arya lalu tersenyum kecil.
"Baiklah, hati-hati di jalan. Jangan sampai kaki terluka lagi."
Kedua mata Arya terbelalak, senyumannya langsung merekah. "Kalau begitu Arya berangkat dulu, Yah. Pulangnya seperti biasa, agak malam."