"Dasar bodoh!" sela Marlon dengan cepat. "Kau kemana saja sampai tak bisa membalas pesanku dan Coach Alex. Kenapa kau sama sekali tak menyalakan data selulermu? Apa di sana tak ada sinyal seperti di sebuah?" bentak Marlon, membuat Arya terkejut sejenak.
"Jangan marah-marah dulu. Jelaskan apa yang ingin kau katakan, setelahnya baru kau boleh mengamuk sepuasmu," ujar Arya sebelumnya ia telah mengira temannya ini akan meluapkan emosi dan mencelanya.
Marlon menarik napas panjang-panjang, mengelus dada, lalu berusaha menghembuskan dengan tenang, berharap emosinya juga ikut terbuang. "Kau sudah membaca pesan dari Coach Alex?" tanyanya.
Arya mengangguk meski Marlon tak bisa melihatnya. "Tentu saja. Saat baru bangun tidur aku berharap besok bisa bertanding dengan maksimal, namun saat itu juga aku mendadak panik dan bingung seperti orang bodoh sebab tak mengetahui di mana aku akan bertanding."
"Kalau begitu, aku bisa tebak kau belum menyiapkan apapun."
