"Kau memang kuat minum dingin di hawa seperti ini atau sengaja bunuh diri karena menyesal atas kesalahanmu tadi?"
Amalia terkejut, terheran-heran ada manusia yang cukup unik di hadapannya.
"Mau bagaimana lagi. Kalian tahu sendiri, kan, kalau lidahku tak terlalu kuat untuk minum minuman panas. Takutnya aku tak bisa menghabiskan pesananku sendiri," jawab Fajar jujur.
"Otakmu tak kau pakai? Memang minuman panas akan seterusnya panas di hawa dingin seperti ini?" Amalia menunjuk-nunjuk kepala laki-laki itu.
"Sudahlah, tak perlu dibahas. Alam akan marah besar jika kalian terus bertengkar di saat kalian disuguhkan pemandangan yang indah seperti ini," kata Salsa asal-asalan.
Tak sesuai dugaannya, baik Fajar maupun Amalia kini tak lagi saling mengoceh dan menikmati minuman mereka. Beberapa menit kemudian, pelayan datang kembali membawakan satu piring roti bakar. Fira pun bertanya-tanya mengapa pelayan menaruh pesanan orang lain di meja mereka.