Setelah memasukkan ponselnya kembali, Arya mengerutkan keningnya, melihat kedua temannya datang begitu saja, menghampirinya sambil meringis lebar tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Bagaimana? Nanti malam boleh, kan, kami ikut menonton?"
Arya kesal. Meski Fahrizul dan Fahmi tahu jika orang luar diperbolehkan menonton latihan tanding nanti, tetap saja mereka menanyakan, membuat Arya semakin naik pitam.
"Hmm…" Arya hanya berdeham. Masih beruntung ia mau menjawabnya.
Fahrizul dan Fahmi kembali terkekeh melihat reaksi yang seperti ini.
"Yang mutar-mutar kampus sudah selesai? Sudah berhasil mengajak berapa orang?" tanya Arya, nadanya terdengar sinis.
"Berapa, ya? Coba aku hitung," kata Fahmi sambil mengangkat kesepuluh jari. Lalu berpura-pura menghitung di depan Arya sambil menyebut jumlahnya.