Rose menyeruput teh manis sebelum membalik lembar berikut dari buku harian. Kening mulusnya berkerut. Tatapan matanya menajam saat hatinya menggumankan setiap kata yang tertulis dalam kertas putih.
(Masa Kedua Tahun Tiga Puluh Enam)
Akhir-akhir ini aku merasa aneh. Pemuda itu sering pergi saat tengah malam secara diam-diam. Aku tidak menyadarinya sampai suatu saat aku tidak sengaja terbangun pada dini hari. Siapa yang ingin dia temui malam-malam begini? Tidak mungkin bawahanya menghubunginya setiap malam. Jika dia mempunyai wanita lain di hatinya, mengapa dia melamarku?
Rasa sedih dan kecewa aku rasakan saat itu. Aku tidak tahu bagaimana diriku bisa bersikap seolah baik-baik saja setelah mendapati suamiku pergi entah kemana setiap malam. Aku telah mencoba berbagai macam cara untuk membuatnya tetap tinggal. Entah itu berpura-pura sakit, ataupun memperpanjang sesi bercinta kami.