Wajah Pedro tampak sangat buruk, ia menyimpan begitu banyak kekesalan pada Han Yiyue sejak awal pertemuan mereka. Pemicunya adalah bahwa pemuda tampan itu dengan tubuh yang indah dan tampak memiliki godaan natural tidak bisa dimiliki atau sekadar dicicipi, tetapi ia tidak berani menunjukkan emosi itu tanpa alasan logis. Sekarang, mendengar keluhan bawahannya, Pedro merasa ia telah memiliki alasan yang bisa digunakan.
Memikirkan itu membuat suasana hatinya membaik. Namun, satu-satunya halangan adalah He Xi Huan. Dia harus mencoba meyakinkan orang itu agar bersedia memberi Han Yiyue untuk diperingati.
Pedro membuka mulut hendak mengatakan bujukan, tanpa disangka He Xi Huan lebih dulu bereaksi dengan wajah tenang bertanya kepada Han Yiyue, "Apa kamu melakukannya?"
Han Yiyue mengangguk, tidak ada niat menyembunyikan apa pun. "Aku pensaran dengan tempat ini jadi aku sedikit bermain-main dengan dua paman itu. Aku tidak menyangka jika mereka sangat mudah digoda. Mereka terlalu lemah sebagai penjaga pintu rahasia. Xi Huan, tidakkah menurutmu lebih baik mengganti orang?"
Tidak hanya berkata jujur dan blak-nblakan, Han Yiyue juga menyiram semua kotoran kepada dua orang itu membuat mereka sebagai pihak bersalah.
Otak kedua orang itu seketika membeku, tidak bisa memikirkan jawaban atau sanggahan yang tepat. Bagaimanapun, tidak mungkin mereka begitu terang-terangan marah di depan bos besar terlepas dari kemarahan dan rasa malu yang dihadapi, ketakutan pada He Xi Huan jauh lebih besar. Belum lagi mereka melihat bahwa pemuda yang sebelumnya menggoda mereka berada di bawah He Xi Huan dan sepertinya memiliki hubungan baik.
Jika tidak mengapa ia memanggil namanya secara langsung alih-alih menggunakan formalitas? Siapa pun tidak buta atau tuli untuk bisa mengetahuinya.
"Kamu mendengarnya? Bawahanmu terlalu lemah!"
Kesimpulan itu tidak diambil sembarangan. Tentu saja karena He Xi Huan telah melihat hasil karya Han Yiyue di wajah dua laki-laki itu dan merasa bahwa jika mengatasi remaja 17 tahun yang bertubuh kecil saja mereka tidak bisa, bagaimana dengan laki-laki bertubuh kekar dengan kekuatan jauh lebih besar.
Dengan pahit Pedro menelan semua kata-kata di lehernya, menatap He Xi Huan dan menggangguk kaku. "Aku akan mengganti mereka."
Orang-orang di sekitar dapat memahami keengganan Pedro, dua bawahannya baru saja dihajar oleh remaja yang terlihat lemah, itu memalukan. Namun, Jamie terbiasa dengan kekuatan Han Yiyue hanya mampu mengeluh di dalam hati bahwa pemuda itu kurang menahan diri dan diam-diam bersimpati pada dua korban.
Jamie bukan hanya tahu kekuatan Han Yiyue, tetapi metode perkelahiannya. Sama seperti He Xi Huan yang menyerang titik vital.
Kedua orang itu dibanjiri keringat di kening dan bagian punggung, wajah pucat dengan ekspresi jelek. Salah satu tidak tahan menahan diri, memegang dadanya kuat-kuat, dan jatuh ke lantai.
Melihat itu, beberapa orang merasa terkejut termasuk Han Yiyue yang memekik, "Ah, tadi aku tidak sengaja memukul dadanya terlalu kuat. Mungkin itu masih meninggalkan sisa rasa sakit."
Orang yang merasa sakit dan tersungkur mengutuk di dalam hati bahwa Han Yiyue tidak mungkin melakukannya tanpa sengaja. Jika bukan karena khawatir dimarahi bahkan dihukum oleh Pedro, dia tidak akan mengabaikan rasa sakitnya untuk memberi laporan.
Jamie memasang wajah datar atas penjelasan Han yiyue. Melirik arlojinya sebelum menyela. "Tuan He, kita harus segera pergi dan melanjutkan pertemuan."
He Xi Huan menanggapi dengan anggukan ringan. Memberi beberapa kata lagi kepada Pedro sebelum mengatur masalah saat ini. Dia meminta salah satu anggotanya membawa dua orang baru ke mobil dan pulang lebih awal. Sementara itu memerintahkan seorang lainnya untuk menghubungi kelompok Feng Ruo dan Xiao Bao. Meminta beberapa dari mereka pulang lebih awal dengan senjata yang baru dibeli. Sedangkan sisanya disuruh segera ke lantai paling atas.
Meski penampilan He Xi Huan tidak mengalami peerubahan, tidak juga menunjukkan kemarahan, Han Yiyue secara alami sadar jika laki-laki itu sedang menghindarinya. Dari sikap acuh tak acuh dan seolah menganggap tidak ada keberadaan Han Yiyue, sudah cukup menjelaskan situasi.
Han Yiyue tidak tahu di mana letak kesalahannya, sehingga tetap diam mengikuti pengaturan.
Segera mereka menuju lantai paling atas, memasuki sebuah ruangan yang terlihat seperti tempat makan khusus. Di lantai itu semuanya terlihat normal tanpa suasana suram layaknya pasar gelap. Sebaliknya, terasa seperti mall mewah.
Jamie menanyakan ruangan pribadi yang telah dipesan seseorang kepada resepsionis. Setelah mengatahuinya, dia meminta orang lain untuk berjaga-jaga di luar sementara dia dan He Xi Huan bersiap masuk. Kemudian menyadari sesuatu dan bertanya, "Tuan He, bagaimana dengan Yiyue, dia akan ikut masuk?"
He Xi Huan melirik pada objek pembicaraan, sedikit sinis. "Bawa masuk."
Lagi pula, Han Yiyue juga pihak yang terlibat. Baik baginya untuk mengetahui siapa saja rekan mereka.
Memasuki ruangan, tidak ada seorang pun di sana menandakan bahwa mereka datang lebih awal. Jadi ruangan itu sudah dipesan sejak kemarin untuk hari ini. Selama di ruangan tersebut, He Xi Huan masih mengacuhkan Han Yiyue dan tidak menanggapi keberadaannya. Dengan tenang duduk dan membiarkan pelayan menyiapkan the.
Melihat bahwa He Xi Huan masih dalam suasana hati yang buruk terhadapnya, Han Yiyue tidak memiliki keinginan berbincang dengannya. Menoleh ke arah Jamie dan dengan suara rendah bertanya, "Siapa yang akan kita temui?"
Jamie agak kesulitan memberi penjelasan, juga tidak berminat membicarakan apa pun tentang sosok yang akan mereka temui. Orang itu cukup berbahaya, hanya dengan penampilan saja sudah bisa membuat yang melihat merinding.
"Seseorang yang kuat. Sebut saja Panther Man."
"Panther Man? Apa dia sangat kuat dan bisa mengalahkan He Xi Huan?"
Agak bersalah, Jamie melirik He Xi Huan yang masih diam. Lalu melihat ke arah Han Yiyue dengan wajah penasaran. Menghela napas panjang sebelum memberi jawaban ambigu, "Siapa tahu?"
Jawaban tidak jelas seperti itu, Han Yiyue membencinya. Dia tidak suka ketidakpastian dan rasa penasaran, tetapi tidak memiliki pilihan lain. Pintu terbuka dari luar, sosok asing berjalan memasuki ruangan di belakang pelayan yang membukakan pintu.
Ketika Han Yiyue melihat sosok pertama yang masuk wajahnya melongo dalam hitungan detik. Aura pihak lain bukan hanya ganas, juga liar dan tidak terkendali. Wajahnya memiliki tato panjang dari bagian kening kanan menuju leher kanan dan dicurigai hingga masuk ke bagian tertutup pakaian.
Tato itu, menutupi setengah wajah, sangat kontras dengan kulit putih yang pucat. Terlihat menyeramkan, tetapi sangat bagus. Han Yiyue bahkan terpana alih-alih merasa tertekan. Berpikir bahwa laki-laki sangat berani tampil berbeda dan menunjukkan keganasannya begitu terang-terangan. Lebih menyakinkan lagi ketika mata hijau melihat dengan kekejaman nyata.
Namun, lebih dari semua itu, yang membuat Han Yiyue terpana adalah jenis tato tersebut. Itu terlihat seperti macan tutul. Hal itu menimbulkan tanda tanya mengenai mengapa macan tutul alih-alih harimau atau singa?