Mendengar kejujurannya, He Xi Huan tidak bisa tetap tenang. Tubuh menegang tanpa bisa dikendalikan, napasnya juga terhenti dalam beberapaa detik. Ini bukanlah pengakuan pertama yang didengar dalam hidup, sejak ia berusia 17 tahunan ada banyak gadis maupun laki-laki yang tertarik dan memberikan pengakuan, tetapi ia merasa tidak ada satu pun di antara hal itu yang setulu Han Yiyue.
Dia mengakui itu, Han Yiyue tulus ketika mengungkapkan perasaannya. Keinginan yang dikatakan tidak berdasar pada kepentingan sendiri. He Xi Huan cukup percaya diri dengan persepsinya karena ia memiliki pemahaman diam-diam mengenai karakter Han Yiyue. Pada dasarnya laki-laki itu bukanlah sosok rumit ketika sudah benar-benar dekat.
Namun demikian, itu tidak membuat He Xi Huan begitu bahagia sampai ingin melayang tinggi. Satu pemahamannya saat ini adalah Han Yiyue masih terlalu muda dan kurang pengalaman dalam suatu hubungan yang terikat perasaan mendalam, katakanlah dia masih dibingungkan oleh kebaikan seseorang yang secara tidak terduga adalah He Xi Huan. Sehingga perasaan suka itu tidak bisa dianggap nyata, golongkan saja dalam bentuk coba-coba atau penasaran.
He Xi Huan berpikir bahwa akan ada saatnya ketika Han Yiyue mengerti mengenai kekeliruan perasaannya dan tidak mustahil ia akan meninggalkan sosok yang dianggap cinta pertamanya. He Xi Huan jelas tidak ingin terlalu berharap.
"Kamu belum benar-benar memahami apa yang kamu katakan saat ini."
Setelah itu, ia dengan lembut membantu Han Yiyue membersihkan bagian belakangnya. Takut laki-laki itu akan demam atau sakit perut jika tidak dibersihkan dengan benar.
Han Yiyue mencebikkan bibir dengan kesal, jelas tidak suka dianggap enteng. Bagaimanapun, dia cukup yakin jika perasaannya sangat tulus dan bukan jenis keisengan atau sekadar penasaran. Dia sudah berusaha memahami dirinya sejak setahun lalu dan menemukan bahwa He Xi Huan sangat menarik minatnya. Bukan fisik yang bagus, tetapi temperamen dan perasaan yang dibawakan.
Berbalik dan melingkarkan tangan di leher He Xi Huan, Han Yiyue juga mengecup lembut bibirnya. Dengan suara rendah dan bersungguh-sungguh ia berkata, "Aku serius ketika mengatakan aku menyukaimu. Kamu harus memberikan jawaban dengan benar di masa depan. Untuk sekarang biarkan aku mengejarmu dan menunjukkan keseriusanku."
Kalimat dengan makna mendalam dan berat, nada suara terdengar meyakinkan, dan ekspresi seriusnya membuat He Xi Huan seperti berada di tengah-tengah warna hitam dan putih. Tidak harus senang atau sedih. Agak lucu ketika mendengarnya dari seseorang yang dalam pandangan matanya masih seperti anak kecil yang nakal.
Meski begitu, He Xi Huan tetap memberi tanggapan dengan mengangguk ringan dan kembali melanjutkan kegiatan mereka.
Selama proses, Han Yiyue memasang wajah malu-malu. Sebenarnya ia mengutip kalimat itu dari pembicaraan sepasang kekasih di salah satu bar yang dikunjungi dan itu membuatnya malu.
Setelah membersihkan diri, He Xi Huan membawanya keluar dan menyerahkan sepasang pakaian baru. Han Yiyue segera berbaring lemah di tempat tidur, bersiap untuk menjemput mimpi indahnya. Namun, berbeda dengan kelelahan yang melanda tubuh, perutnya berbunyi tanpa sopan santun.
He Xi Huan yang bersiap untuk tidur di sebelahnya tidak tahan untuk tidak melirik. Mendapati sosok Han Yiyue yang memejamkan mata erat-erat, kening mengerut tajam, dan wajah merah padam. Ada senyum kecil muncul di bibirnya ketika bertanya, "Apa kamu mau makan?"
Han Yiyue tidak merespon, tetap mematung seolah sudah tidur nyenyak. Namun, suara He Xi Huan kembali terdengar dengan bujukan samar.
"Ayo, makan bersama. Aku juga merasa lapar."
Jelas mereka belum makan malam karena terlalu bersemangat, tidak masuk akal jika tidak merasa lapar.
Mata yang memejam erat perlahan terbuka, melihat pada sosok He Xi Huan yang sudah berdiri di sisi tempat tidur. Han Yiyue tidak lagi merasa malu dan menahan rasa lapar, ia bangkit berdiri, mengikuti setiap langkah He Xi Huan.
Malam itu mereka membuat makanan sederhana berdua dan makan dalam suasana damai. He Xi Huan secara pribadi membuatkan telur goreng juga beberapa potong daging panggang yang telah dibumbui oleh koki, sementara Han Yiyue hanya membantu mengambilkan barang yang diminta pihak lain.
"Besok kamu tidak akan bertemu Carla, bukan?" He Xi Huan bertanya ketika mereka mulai makan. Duduk bersamdampingan dan fokus pada piring masing-masing.
Han Yiyue menggangguk tanpa menoleh dan berkata, "Mungkin sampai dua Minggu ke depan. Dia sepertinya sedang di luar kota."
Hal itu diketahui dari pembaruan status Carla di sosial media miliknya dan Han Yiyue secara acak membuat perhitungan. Lagi pula wanita itu tampak sedang bersenang-senang bersama seorang laki-laki, tidak perlu memintanya segera kembali.
"Kalau begitu, apa kamu ingin ikut bersamaku besok?"
"Pergi bersamamu? Kemana?"
Han Yiyue agak terkejut mendengar ajakan itu sehingga ia segera menoleh ke samping dan melihat bahwa He Xi Huan serius. Tidak ada jejak candaan atau sekadar basa-basi untuk memperpanjang pembicaraan. Jelas sangat mencurigakan, tetapi Han Yiyue tidak memiliki keluhan atau keinginan menolak sama sekali. Diam-diam dia merasa senang. Bukankah ini pertanda baik, hubungan mereka bisa semakin dekat dan pengejarannya bisa lebih cepat.
Tidak boleh disia-siakan! Jika perlu dia akan mengikuti kemana pun He Xi Huan pergi, menjadi asisten kecil atau penjaga kecil juga tidak masalah
Menatap pihak lain dengan penuh harapan, mulutnya tidak berhenti mengunyah. Sekali lagi, He Xi Huan tidak mengerti harus bereaksi seperti apa. Entah mengapa, sejak mereka melakukannya Han Yiyue terlihat semakin menggemaskan. Tingkah lakunya lucu dan terkadang kekanakan, tetapi membuat orang yang melihat terbawa perasaan senang.
"Ke pasar gelap."
"Pasar gelap? Apa yang akan kamu beli?"
"Bertemu seseorang. Mungkin sekalian membeli senjata."
Han Yiyue menganggukkan kepala. Dia belum pernah ke pasar gelap, tetapi sering mendengar dari beberapa orang bawahan He Xi Huan. Tempat itu menjual sesuatu yang tidak bisa dibeli di pasar biasa, bukan sayur-mayur atau daging sapi biasa, tetapi penjualan barang-barang ilegal. Bahkan beberapa orang pernah berkata bahwa ada juga penjualan manusia untuk beragam kepentingan di bagian dalam pasar.
Sejujurnya, itu membuat Han Yiyue agak takut dan kurang nyaman, tetapi tetap ingin pergi bersama He Xi Huan.
"Jika aku ikut kamu …." Han Yiyue menunjukkan wajah serius dan suara terdengar lebih tegas. "Kamu tidak akan menjualku, 'kan?"
He Xi Huan agak terkejut mendengar pertanyaan konyol itu, tetapi hatinya tergerak melihat tampang khawatir dan penuh harap pihak lain. Hanya mampu mengangkat sedikit sudut mulut, tangan menepuk ringan kepala Han Yiyue.
"Apa yang kamu pikirkan? Jika aku akan menjualmu di pasar gelap, bukankah lebih baik tiga tahun yang lalu? Anak kecil jauh lebih mudah dijinakkan."
"Kalau begitu kamu harus menjagaku dengan baik."
He Xi Huan bersenandung menanggapi, makanannya sudah habis sejak beberapa saat lalu, sementara Han Yiyue masih banyak. Dia memutuskan menarik piring itu dan membantu pemiliknya makan. Awalnya Han Yiyue siap protes karena berpikir makanan itu akan dicuri, lagi pula dia sangat kelaparan setelah olahraga ranjang, tetapi kekesalan itu segera luntur ketika sesendok makanan diletakkan di belahan bibir.
He Xi Huan menyuapinya! Ini agak berlebihan!