Chereads / Free Player / Chapter 2 - Game dan Sekolah

Chapter 2 - Game dan Sekolah

"Aku ingin menantangmu by one."

"Aku ingin menantangmu by one."

Kata itu terus berputar di otakku seperti kaset rusak. Menghantuiku dengan setiap nada yang keluar dari mulutnya.

Aku seharusnya tau hal ini akan terjadi cepat atau lambat, tapi bukannya ini terlalu cepat? Tunggu, aku bahkan tak tau jika aku seterkanal itu di dalam game, sampai-sampai bisa terdengar ke telinganya yang notabennya seorang cuek.

Aku merasakan aura membunuh dari belakangku. Aku dengan cepat merespon, bergeser kesamping sekitar 1 meter sebelum akhirnya berbalik dan mendapati goblin yang lebih besar dariku sedang menyerang menggunakan pedang panjang. Aku mengambil dua buah pisau dan melemparnya tepat kearah kedua matanya.

*trang*

Suara benturan pisau saat mengenai pedang panjang yang dibawa goblin itu membuat ku kesal, namun menarik ujung bibir kananku saat mendengar goblin besar itu berteriak setalah satu pisau berhasil mengenai mata kirinya.

Tangan besarnya hijaunya memegang pisau yang berhasil mengenai pupil kanannya. Darah mengalir begitu deras disana setelah pisau itu dia cabut.

Aku menarik seringai lebih lebar menikmati teriakannya, berlari dengan cepat ke arahnya sambil mempersiapkan pisau lain. Tepat saat aku sampai dibawah goblin hijau tua itu, aku melompat dan menancapkan satu pisau pada pundak kanannya yang memegang pedang. Pedang panjang tipis terjatuh dan goblin besar itu kembali berteriak. Tangan kirinya bergerak, terangkat mencoba menangkapku. Sedangkan aku sudah kembali berdiri di atas tanah mempersiapkan serangan selanjutnya.

Aku berlari ke belakang badan besar goblin itu dengan cepat. Mempersiapkan dua pisau di kedua tanganku lalu kembali melompat. Aku mengangkat tanganku dan meraih lehernya dengan kedua pisau yang kupegang kemudian menyayat leher bagian depannya.

Aku kembali berdiri diatas tanah setelah membunuh bos dungeon level 75 'King Goblin' sendiri. Aku bisa mendengar bunyi gedebruk dibelakangku saat aku berjalan kesamping gua untuk istirahat.

'Rekor baru untuk dungeon level 75 'King Goblin'. Selamat untuk Rohan, telah menyelesaikan dungeon dengan waktu 4 menit 12 detik sendirian.'

Pengumuman rekor dari sistem membuatku tersenyum. Aku duduk bersandar didinding gua sambil tersenyum puas melihat mayat puluhan goblin dan satu raja goblin terlentang di sana.

Jangan menganggap ku seorang sadis atau psikopat. Aku berlatih keras beberapa hari terakhir ini karena tantangan yang diajukan Bella. Aku berencana menang darinya dengan mudah, jika aku bisa. Makanya aku merancang senjata baru untuk melawannya, akan tetapi item untuk membuat senjata baru ku ini terhitung mahal. Selain karena itemnya sulit di dapatkan, harga untuk membuatnya mahal, mencari blacksmith untuk membuatnya pun sulit.

Sebuah layar muncul di depanku, memperlihatkan hadiah yang kudapat setelah menyelesaikan dungeon ditambah hadiah karena berhasil mencetak rekor baru.

'Coin : 50.000,-

Meat : 5

Rare Item : Gigi goblin 2.

Ultra Rare Weapon : Pedang Goblin

Ultra Rare Item : Mahkota Goblin

Bonus rekor :

Coin : 150.000,- '

Aku tersenyum puas melihat 2 gigi goblin. Aku memerlukan item itu untuk membuat senjata baruku dan lagi aku mendapat 2 buah padahal aku hanya membutuhkan satu. Aku bisa menyimpannya untuk keperluan dilain waktu.

Sekarang kita lihat Ultra Rare senjatanya. Pertama yaitu pedang goblin, aku yakin pedang ini adalah pedang yang dipakai goblin besar tadi untuk menyerangku. Aku menekan nama senjata 'Pedang Goblin', kemudian layar menampilkan status pedang.

'Nama : Pedang goblin.

Status : Atk 550 (+350 critical)

Akurasi 63

Pertahanan 20 '

Aku mengangguk. "Cukup Bagus, diatas rata-rata. Tapi seperti nya senjata ini lebih cocok untuk akun pertama ku, jadi akan ku kirim saja ke akunku nanti."

Aku menekan tombol kembali untuk melihat Ultra Rare Item terakhir. Kalau aku tak salah, Mahkota Goblin memiliki skill memanggil goblin saat bertarung. Seperti seorang Raja yang memanggil pasukannya untuk berperang.

Aku tertawa kecil melihat reward item ini, tak menyangka akan mendapatkannya padahal hanya berniat untuk mencari item senjata.

Aku menekan nama item yang lkemudian mengarahkan pada menu lain yang menjelaskan mengenai item tersebut.

'Nama : Mahkota Goblin

Saat menggunakan item akan memberikan status :

Atk +5%

Meningkatkan semua status perlengkapan +5%

Pasif Skill : Memanggil 10 goblin berukuran sedang (-10% mana)'

Setelah membaca status item aku malah berfikir, sebaiknya item ini kugunakan untuk akun yang mana? Kalau untuk akun pertama kurasa kurang berguna, karena akun pertamaku adalah fighter jarak dekat. Sedangkan akun kedua yang kugunakan sekarang juga menurutku kurang berguna, tapi lumayan bermanfaat untuk solo dungeon.

Aku menyerah, lebih baik kusimpan saja dulu, siapa tau bisa berguna nanti.

*****

"Yo Lio! Kau mau main malam ini?"

Aku sangat mengenal suara itu. Dia datang dari belakang dan si empunya merangkulku.

Namanya adalah Sam, teman sekelasku sekaligus sahabat akrabku saat bermain game. Tapi, aku masih menyembunyikan identitas akun kedua ku. Jadi yang Sam tau mengenai ku adalah si fighter jarak dekat yang kemampuannya rata-rata.

Aku menoleh kesamping. Rambut kribo berkulit coklat tua dan senyum manis yang selalu dipasangnya. Jaket hitam yang menyembunyikan seragam sekolah dan celana seragam biru dongker adalah gaya sehari-hari nya, sama sepertiku. "Aku tidak main malam ini, aku berencana bertemu seorang dari game."

"Hoho~ Siapa siapa? Apa seorang wanita?"

Aku tertawa kecil sambil mengangkat alisku. "Yoi."

"Wo~ Aku boleh ikut?"

Aku berfikir sejenak sebelum akhirnya menyetujuinya dengan mengangguk.

Sam tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai. "Mantep, kita berangkat jam berapa?"

"Kita setuju bertemu jam 7 malam di warnet lantai 3 dalam mall Matakari." jelasku.

"Oke, kita bertemu disana saja nanti." Kata Sam sebelum akhirnya pergi meninggalkanku.

Sekarang sudah sore dan aku tak punya rencana lain atau tugas sekolah yang harus di kerjakan untuk besok, jadi aku memutuskan untuk langsung pulang.

Perjalanan ke apartemenku tak begitu jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit dalam bus lalu berjalan kaki sekitar 10 menit ke daerah apartemen. Jika kau menanyakan mengenai uang dari ayahku, aku dengan senang hati mengatakan jika aku tidak memberitahu pada orang lain bahwa aku adalah orang kaya bahkan Sam.

Aku hanya ingin hidup normal seperti orang biasa setidaknya sebelum lulus sekolah dan mengambil alih perusahaan. Aku bahkan berusaha lebih keras dalam game untuk mengumpulkan item tanpa menggeluarkan uang sedikitpun. Lagipula menjadi 'Free Player' lebih menyenangkan dari pada 'Pay To Win'.

Aku menempelkan jariku pada alat pendeteksi sidik jari di samping pintu apartemenku. Saat bunyi 'ting' terdengar, terbuka pula dua pintu baja didepanku. Kedua pintu baja itu bergeser kesamping sampai keduanya benar-benar masuk.

Aku masuk kedalam ruangan lalu melepaskan sepatuku saat bunyi 'ting' terdengar lagi yang menandakan bahwa pintu akan kembali tertutup.

Aku menyapu seluruh ruangan. Sejauh mata memandang hanya ada kemewahan. Jendela kaca besar yang tertutup gorden merah maroon, sofa besar mahal lembut berwarna sama dengan gorden yang terletak di tengah ruangan menghadap ke tembok, di depannya ada meja kaca berukuran sedang yang penuh dengan snack dan sebuah TV keluaran terbaru.

Aku berjalan kearah sofa, duduk disana lalu melepas tas kemudian menaruhnya di lantai dan tidur diatas sana. Aku mengingat kembali pelajaran hari ini yang membuatku ingat jika ada tugas sejarah yang diberikan pada pelajaran ke-2.

Aku menghembuskan nafas malas. Berguling menjadi tengkurap, membenamkan kepalaku pada bantal. "Akan kukerjakan tugasnya besok." kataku sebelum terlelap.