"Kenapa tidak mencariku!" seseorang memukul ku dari belakang. Ane, memberikan padaku secangkir teh lavender. "Aku butuh itu sekarang, temani aku!" aku mengira dia sedang frustasi sekarang, sehingga harus meminum lavender.
Kami duduk bersebelahan. Ane bercerita tentang sibuknya dia beberapa hari ini tanpa aku. Aku berharap cepat sembuh dan segera bisa membantunya. "Kau tahu, Tha, aku sedikit bersyukur di sini sebagai manusia. Paling tidak, aku punya tempat" aku bingung dengan maksud ucapannya.
"Kau masih ingat tempat kita membeli persediaan makanan itu?" aku mengangguk. "Aku kesana lagi beberapa hari yang lalu. Aku mendengar banyak cerita kalau mereka sedang diburu, para darah campuran itu. Tempat itu akan dijadikan tempat persembunyian mereka. Mereka seperti tikus sekarang," ungkapnya.