"Tha!" Aku masih menjerit bahkan ketika kudengar suara itu memanggil namaku. "Tha, bangun!" suara itu, aku merasa seperti mengenalnya. "Tha!" Tepukan di bahuku membuatku membuka mata dengan perlahan.
Aku melihat ke sekitar dan ternyata aku masih ada di ruang guru. Antara terkejut dan bingung, aku hanya terdiam sembari mengatur napasku yang tersengal-sengal. Bahkan ketika aku menyadari bahwa orang-orang yang ada di ruangan ini mengelilingiku dan bertanya padaku, aku hanya menggelengkan kepala dan memilih diam.
Aku memperhatikan ruangan lagi, dan ternyata aku benar-benar masih ada di ruang guru. Bahkan, aku tidak bergerak sedikit pun dari mejaku. Itu adalah mimpi, mimpi yang begitu nyata.
"Rani?" aku menyebutkan nama teman yang mengajak ku membeli kertas tadi, yang aku ragu kalau tadi hanya sekedar mimpi. "Di mana dia?," tanyaku.