Chereads / My Girlfriend From The Mirror / Chapter 1 - Bagian 1 : Sumpah Sang Penyihir

My Girlfriend From The Mirror

Himapush_cat
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bagian 1 : Sumpah Sang Penyihir

Di abad ketiga belas disebuah kerajaan Goryeo hiduplah seorang gadis cantik bernama Han Yuri,ia mengenakan hanbok,memiliki warna mata coklat,rambutnya hitam panjang sedikit bergelombang,kulitnya putih seperti susu,telinganya dihiasi anting-anting yang terbuat dari intan dan dia adalah Putri tunggal dari seorang yang bernama Gongmin.

Gongmin adalah Raja dari kerajaan Goryeo ia memiliki wajah yang rupawan, matanya bewarna coklat,memiliki badan yang agak gemuk,mengenakan pakaian khusus untuk raja dan berusia sekitar lima puluh tahunan.

Pada saat itu kecantikan Han Yuri menjadi pusat perhatian di semua kalangan laki-laki di kerajaan Goryeo,mulai dari anak-anak remaja,bapa-bapa hingga kake-kake tua pun datang berbodong-bondong kedepan pintu gerbang Istana,ada yang membawa hewan ternak,sertifikat tanah dan bahkan ada yang membawa sekarung emas.

"Ada keperluan apa kalian datang kemari?"

ucap si penjaga gerbang melihat kearah segerombolan lelaki.

"Kami datang kemari ingin menumui tuan Putri."

"Tuan Putri sedang sibuk dan dia tidak bisa diganggu."

"Jadi kalian pulanglah!"

"Ayo sana pulang!"

"Wah,pulang katamu yang benar saja!"

"Kami tidak akan pulang sebelum kami menemui tuan Putri."

Didalam ruangan kerja Gongmin terdapat sebuah meja kayu dengan berkas-berkas tersusun rapi di atas meja kayu itu lalu di sampingnya ada dua cangkir berisikan teh hijau.Gongmin dan Yuri duduk saling berhadapan dan mereka pun meminum teh yang ada di atas meja kayu itu.

"Putriku."Gongmin menatap wajah putrinya

"Ya ayah ada apa?"

"Kamu itu mirip seperti almahrum ibumu waktu muda,dia...

cantik,pintar dan pandai melukis."

"Putriku,apakah kamu punya keinginan untuk menikah?"

"Menikah,tidak mungkin yah,Yuri kan baru berumur delapan belas tahun."

Yuri.. Yuri..Yuri..! suara sorakan lelaki dari arah luar istana.

"Yuri kamu dengar itu?"

"Iya ayah yuri dengar tapi mereka itu siapa?"

"Coba kamu samperin mereka,"

"Baik yah."

Yuri pun bergegas keluar dari ruangan kerja ayahnya lalu menuju kepintu gerbang Istana.

"Ada keributan apa ini?"

"Segerombolan lelaki ingin menumui anda Putri."  

ucap si penjaga gerbang yang berada di dalam halaman istana.

"Buka pintu gerbangnya!"

"Ta,tapikan Putri bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi kepada anda?"

"Ini perintah.aku bilang buka gerbangnya!"

"Baiklah putri kami akan membuka pintu gerbangnya."

Pintu gerbang pun perlahan demi perlahan dibuka dan semua lelaki pun terkagum-kagum melihat kecantikan Han yuri bahkan ada yang sampai pingsan.

"Wah,dia sangat cantik!"

"Iya,dia seperti bidadari surga!"

"Ada keperluan apa kalian jadi datang kemari?"Ucap Yuri

"Salah satu dari kami ingin melamarmu Yuri."

"Apa,melamar!"

"Iya,kamu mau kan jadi istriku?"

"Kalo kamu mau sertifikat tanah ini akan jadi milikmu"

"Tapi anda seperti orang yang sudah memiliki istri." ucap yuri.

"Istri,hahaha tidak aku tidak memiliki istri!"

tiba tiba datang wanita tua kemudian ia menarik rambut lelaki itu.

"Ngapain kamu disini.ayo cepat pulang!"

"Iya bu ampun bu." Yuri dan semua orang pun tertawa

Tidak lama setelah lelaki itu pergi sesosok kake kake tua ompong melihat kearah wajah Yuri.

"Mending kamu jadi istri kake saja.kalo kamu mau semua emas ini untukmu."

Ucap kake itu lalu ia tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.

"Iiih,siapa juga yang mau sama kake kake tua." ucap yuri dengan jijiknya

"Tapikan kake tidak mempunyai istri dan emas ini juga bukan hasil curian."

"Tetap saja aku tidak mau menikah dengan kamu kek!"

"Ayolah Yuri jangan seperti itu,kake mohon menikahlah sama kake."

"Eh,kake kake tua sialan kenapa anda memaksa seperti itu!"

"Mending kamu menikah denganku saja Yuri."

"Jangan,mendingan kamu sama aku saja."

"Diam kalian semua,berisik!"Ucap Yuri sambil menutup telingannya...

kemudian ia membalikkan tubuhnya.

"Tutup gerbangnya dan suruh mereka semua pulang!"

"Baik Putri."

"Pulang kalian semua.Ayo sana pulang!"

Lalu segerombolan lelaki itu berjalan meninggalkan gerbang istana dan pintu gerbang Istana pun ditutup.

"Ini yang mulia berkas berkas yang harus ditanda tangani,"

ucap seorang prajurit perang.lalu ia melatakan berkas itu di atas meja kayu

Tiba-tiba pintu ruang kerja Gongmin terbuka dan Yuri berdiri didepan pintu.

"Ayah,ada hal yang ingin Yuri bicarakan."

"Jangan sekarang Yuri,Ayah lagi sibuk."

"Tapi ini penting yah."

"Putriku yang cantik kamu tunggu saja ayah dikamarmu."

"Nanti kita bicarakan saja disana."

"Baik yah."Yuri menutup pintu lalu berjalan ke kamarnya.

Yuri pun masuk kedalam kamarnya,didalam kamar Yuri terdapat lemari kayu yang berisikin pakaian perhiasan dan juga peralatan untuk melukis dan disamping lemari kayu itu terdapat sebuah kasur tidur.Beberapa lama kemudian Gongmin masuk kedalam kamar Putrinya kemudian ia pun duduk di lantai bersama Putrinya.

"Maaf putriku ayah datangnya agak lama karna tadi Ayah sangat sibuk."

"Oh iya,apa yang ingin kamu bicarkan?"

"Mereka itu kenapa sih yah?"

"Mereka siapa?"

"Mereka yang memangil-manggil nama Yuri didepan pintu gerbang tadi." 

"Emangnya ada apa dengan mereka?"

"Salah satu dari mereka ingin menikahiku,yah!"

"Menikahimu,Wah itu bagus jadi kamu tidak perlu repot-repot lagi...

mencari calon suami."

"Apanya yang bagus yah,mereka semua gak ada yang benarnya."

"Oh..kamu mau ayah carikan calon suami?"

"Tidak usah yah.Yuri tidak ingin menikah."

ucap Yuri lalu menundukan kepalanya

"Jangan malu seperti itu Yuri,Almahrum ibumu dulu juga menikahi...

ayah diusianya yang baru delapan belas tahun."

"Yah,jangan samakan ibu dengan yuri dong!"ucap yuri dengan kesalnya

"Kalo begitu kamu mau menikah diusia berapa?"

"Mungkin diusia dua puluh tahun yah karna Yuri mau...

menyelesaikan sekolah Yuri terlebih dahulu."

"Baiklah,tapi kamu harus ingat.kalo usiamu sudah dua puluh tahun...

sesegera mungkin carilah calon suami dan menikahlah."

"Karna itu satu satunya keinginan ayah dan keinginan seorang ayah selalu..

yang terbaik untuk Putrinya."

"baik yah suatu saat nanti yuri pasti menikah tapi kenapa harus sesegera itu?"

"Yaa..kamu tau sendirikan ayahmu ini sudah semakin tua,jadi diusiamu...

yang kedua puluh tahun ayah harap kamu sudah memiliki calon suami...

agar nanti semua beban kerajaan tidak sepunuhnya dipikul oleh kamu."

"Dengan begitu ayah akan merasa tenang ketika Ayah sudah tidak...

ada di dunia ini lagi."

"Yah,jangan bicara seperti itu."

"Yuri tidak mau ayah pergi."

"Tenang putriku ayah cuma bejaga jaga saja karna yang namanya...

kematian tidak tau pasti kapan terjadi."ucap Gongmin lalu tersenyum

"Putriku hari sudah malam,kamu harus tidur karna besok...

pagi kamu harus sekolah,"

"Baik yah."

"Selamat malam putriku"Ucap Gongmin lalu ia berjalan keluar dari kamar

Tidak terasa dua tahun pun telah berlalu dan sekarang umur Yuri sudah beranjak dua puluh tahun.Han yuri masuk kedalam ruang kerja ayahnya kemudian ia duduk berhadapan dengan ayahnya.

"Ayah!"

"Ada apa putriku?"

"Yuri punya kabar baik untuk Ayah."

"Apakah kabar baiknya kamu sudah menemukan calon suami?"

"Bukan yah.kabar baiknya Yuri mendapatkan peringkat...

pertama dikelas!"

"Oh..itu bagus."

"Ayah gak senang ya?"

"Ayah senang kok kamu memang mirip seperti almahrum ibumu,

dulu ibumu juga peringkat pertama dikelas,"

"Oh iya putriku tapi kamu masih ingatkan dengan permintaan Ayah di dua...

tahun yang lalu?"

"Iya yuri ingat,mencari calon suami kan yang Ayah maksud itu?."

"Tenang yah sesegera mungkin akan yuri cari calon suami."

"Putriku,semoga kamu berhasil mendapatkan calon suami yang baik." 

Yuri pun menganggukan kepalanya.

Setelah berbicara dengan ayahnya Yuri pun meninggalkan ruang kerja ayahnya lalu ia berjalan kekamar,sesampainya dikamar ia membuka lemari dan mengambil peralatan untuk melukis.setelah itu ia pun pergi keperbukitan.

Saat Yuri sedang melukis.tidak lama kemudian seorang lelaki memanggil nama Yuri dari arah kejauhan.lelaki itu memiliki tubuh yang lumayan tinggi,wajahnya tampan,warna matanya hitam,kulitnya putih dan memakai pakaian yang agak usang dan sedikit robek.

"Yuri !" lelaki itu mendekati Yuri.

"Dongsun!"  ucap Yuri lalu ia berhenti melukis kemudian ia berdiri...

disamping yuri

"Selamat ya kamu dapat peringkat pertama dikelas."

"Terima kasih Dongsun,oh iya ngomong-ngomong kamu dapat...

peringkat keberapa?"

"Aku tidak dapat peringkat tapi yang penting aku lulus."

"Hahaha,ada ada saja kamu ini Dongsun."

"Oh iya Yuri kenapa kamu melukis ditempat ini?"

"Karna Pebukitan ini sangat indah dan aku ingin melukisnya."

"Dongsun ada hal yang ingin aku ceritakan kekamu."

"Ceritakan saja Yuri."

"Di usiaku yang sudah dua puluh tahun ini Ayahku ingin aku segera...

mencari calon suami untuk dinikahi,"

"Oh.. kalo gitu aku doain kamu semoga kamu segera medapatkan calon suami,"

"Tapi hatiku sepertinya menginginkan kamu untuk menjadi calon suamiku,"

"Apa,kenapa harus aku!"Ucap Dongsun menatap wajah Yuri

"karna kita sudah lama saling kenal jadi tidak ada salahnya aku...

meminta kamu jadi calon suamiku,"

"Sebenarnya aku sudah memiliki seorang kekasih,kalau aku tolak...

Yuri pasti sangat kecewa,gimana ini!" Ucap Dongsun dalam hatinya.

"Gimana Dongsun kamu pasti mau kan?"

"Ayahmu itu seorang Raja jadi dia gak mungkin mau menerima menantu...

miskin seperti aku ini,"

"Tenang saja Dongsun ayahku itu Raja yang bijaksana,"

"Baiklah,kalo gitu berikan aku waktu untuk memikirkan tawaran ini."

"Lalu kapan aku akan mendengarkan jawaban dari tawaran ini?"

"Besok sore aku akan datang lagi kesini untuk memberikan jawabannya,"

"Coba kamu lihat sebentar lagi matahari itu mau terbenam."

Dongsun menunjuk kearah matahari

"Pemandangan yang begitu indah kan,"ucap dongsun

"Ya ampun Ayah pasti mencariku aku harus cepat cepat pulang!."

"Mau aku antar?"

"Makasih Dongsun,aku bisa pulang sendiri," Yuri pun bergegas menuju Istana.

Sesampainya di istana yuri melihat ayahnya sedang berdiri didepan pintu gerbang

"Kemana saja kamu Yuri?"

"Kamu tidak lihat hari sudah hampir gelap."

"Maaf yah tadi yuri sedang melukis diperbukitan."

"Lain kali kalo kamu mau pergi kamu harus izin dulu ke ayah."

"Baikyah"

Kemudian Yuri berjalan ke kamarnya.sesampainya dikamar ia pun meletakan peralatan melukisnya kedalam lemari kayu dan tidak lama kemudian seseorang mengetuk-ngetuk pintu kamar.

Tok..tok.. tok...

"Tunggu sebentar!"Lalu yuri membuka pintu

"Ada apa yah?"Yuri berdiri didepan pintu

"Ayah boleh masuk?"

"Ada yang ingin ayah bicarakan."

"Silahkan masuk yah"Gongmin pun masuk kedalam kamar Putrinya.

Gongmin duduk dilantai bersama putrinya..

"Yuri,ayah minta maaf."

"Minta maaf untuk apa yah?"

"Ayah rasa ayah terlalu memaksamu mencari calon.suami jadi...

lupakan saja keinginan ayah itu."

"Tidak apa apa kok yah lagipula Yuri sudah menemukan calon suami...

yang Yuri inginkan."

"Siapa nama lelaki yang beruntung yang akan kamu nikahi itu?"

"Dia Dongsun dan dia teman akrab yuri dikelas.."

"Oh.. apakah dia mau menjadi calon suamimu?"

"Yuri sudah bilang hal itu ke dia tapi masalahnya dia masih...

ragu-ragu."

"kenapa dia jadi ragu seperti itu?"

"Dia ragu seperti itu karna dia bilang dia orang miskin jadi dia..

agak malu menjadi menantu ayah."

"Ayah tidak peduli dia itu orang miskin selagi...

dia mampu mencintai putriku dengan sepenuh hatinya...

ayah siap untuk menerima dia apa adanya."

"Terimakasih yah dan dia bilang besok dia akan memberikan jawabannya"

"Benarkah,semoga dia mau menjadi calon suamimu."

"Semangat!" Yuri pun tersenyum

Didepan rumah yang agak kumuh Dongsun sedang mengobrol dengan seorang wanita muda.wanita muda itu mempunyai warna mata hitam dengan rambut yang dikuncir kebelakang.

"Dongsun,saranku lebih baik kamu terima saja tawaran yuri itu."

"Apa kamu sudah gila!"

"Mana mungkin Raja mau menerimaku sebagai menantunya."

"Sepertinya aku akan menolak tawaran itu,"

"Jangan ditolak,ini kesempatan emas untuk kita dan juga keluarga kamu,"

"Hah maksudnya?"

"Yuri itu kan anak tunggal Raja,kalau ayahnya meninggal dunia dia menjadi...

satu satunya pewaris kekayaan ayahnya dan kamu kan nanti sudah...

jadi suaminya,kuasai seluruh hartanya setelah itu bercerai lah dengan dia."

"Sepertinya aku tidak mau melakukan hal seperti itu,itu terlalu jahat,"

"Oh ayolah itu tidak jahat,lagipulakan ini demi kehidupan keluarga kamu,"

"Merelakan kamu hidup dengan wanita lain demi kebaikkan keluarga kamu..

sendiri,kurang baik apalagi diriku."

"Emangnya kamu mau hidup miskin selamanya,mumpung ada kesempatan...

emas jadi saranku terima saja tawaran Yuri itu,"

"Baiklah demi mengubah nasib keluargaku besok aku akan menerima...

tawarannya/" kemudian wanita itu tersenyum

keesokan harinya di sore hari yang cerah Dongsun datang keperbukitan lalu dari arah kejauhan ia melihat Yuri sedang melukis.ia pun mulai berjalan mendekati Yuri.

"Maafkan aku Yuri.aku terpaksa melakukan hal ini."

ucap Dongsun dalam hatinya sambil berjalan ke arah Yuri

"Dongsun,akhirnya kamu datang juga." 

ucap Yuri kemudian Dongsun berdiri disamping Yuri.

"Yuri,aku akan memberikan jawaban yang kemarin."

"Benarkah,jadi apa keputusanmu?"

"Aku mau jadi calon suamimu dan lelaki mana sih yang tidak...

mau menikahi gadis secantik kamu ini."

"Horee,akhirnya aku bisa mengabulkan keinginan Ayahku!."

Ucap yuri dengan senangnya.

"Dongsun,Ayahku pasti bahagia mendengarkan berita ini,"

ucap yuri lalu ia menarik tangan Dongsun

"Tunggu,kamu mau membawaku kemana?"

"Kemana lagi.ya bertemu dengan ayahku lah Dongsun."

"Ta,ta,tapikan aku malu bertemu dengan ayahmu karna aku...

ini bukan orang yang kaya raya."

"Bagaimana kalo kita kawin lari saja?"

"Hahaha,ada ada saja kamu ini Dongsun."

"Kamu jangan khawatir ayahku pernah bilang dia tidak...

perduli punya menantu orang miskin."

"kalo begitu ayo kita pergi ke istana!" Yuri pun membawa Dongsun ke istana

Dongsun dan Yuri telah tiba didepan pintu gerbang istana.

"Putri,siapa lelaki yang anda bawa ini?"

"Sepertinya dia tidak boleh masuk kedalam istana." ucap si penjaga gerbang.

"Jangan seperti itu dia ini calon anggota keluarga kerajaan."

"Oh,maafkan saya Putri."

Gerbang istana pun dibuka kemudian Yuri dan Dongsun masuk kedalam istana.

"Ayahmu dimana Yuri?"

"Mungkin dia ada dikamarnya."

ucap Yuri lalu ia membawa Dongsun kekamar ayahnya.

"Ayo Dongsun ketuk pintunya jangan malu-malu."

Tok..tok.. tok...

"Siapa?"

"Ini Yuri yah."

"Oh,Putriku silahkan masuk."

Yuri pun membuka pintu kamar ayahnya.didalam kamar Gongmin terdapat meja kayu ditengah tengah ruangan serta cermin yang lumayan besar tergeletak di dinding dan disamping cermin itu ada sebuah kasur tidur kemudian Yuri besama Dongsun masuk kedalam kamar.

"Dia ini siapa Yuri?"

"Oh,dia ini Dongsun yah"

"Oh iya silahkan duduk."

Ucap Gongmin lalu mereka duduk di lantai.

"Oh ini yang namanya Dongsun."

"Betul yang mulia saya Dongsun dan saya adalah teman akrabnya Yuri."

"Oh iya,Putriku pernah menceritakan tetang kamu ke aku."

"Jadi apa keputusanmu.apakah kamu bersedia menjadi calon suami putriku?"

"Iya yang mulia saya bersedia menjadi calon suami Putri yang mulia tapi..."

"Biaya acara pernikahan maksud kamu kan?"

"Tenang saja Dongsun seluruh biaya acara pernikahan aku yang...

akan menanggungnya."

"Terima kasih banyak yang mulia anda memang Raja yang bijaksana,"

"Sepertinya kalian berdua sudah saling mencintai besok segeralah menikah."

"Hah,besok?"Ucap Yuri/

"Yah,jangan besok dong,nanti saja ya nikahnya lagipulakan Yuri dan...

Dongsun baru hari ini jadiannya."

"Hmm..Ayah mengerti kalo begitu kalian berdua akan ayah beri waktu...

beberapa hari untuk menyiapkan diri."

"Baik yang mulia."

Tiba-tiba seorang prajurit masuk kedalam ruangan

"Lapor tuan ada beberapa berkas-berkas penting yang harus anda salin"

"Maaf ya putriku ayah lagi sibuk jadi kalian berdua ayah tinggal dulu."

Yuri pun menganggukkan kepalanya.

"Oh iya,kalo begitu kalian berdua pacaran saja disini."

"yah!"ucap Yuri dengan kesalnya.

Kemudian Gongmin pun keluar dari kamarnya dan setelah itu Yuri dan Dongsun saling bertatap muka

"Dongsun."

"Iya Yuri"

"Besok temani aku melukis diperbukitan ya"

"Iya yuri besok aku akan kesana."

"Yuri,harinya sudah mau malam."

"Aku pulang dulu ya."

"Iya,hati hati dijalan," Ucap Yuri kemudian Dongsun keluar dari kamar

Keesokkan harinya Dongsun menemui Yuri diperbukitan mereka berdua melukis bersama-sama dan juga saling bercanda gurau hingga matahari hampir terbenam.

"Ya ampun!"

"Ada apa yuri?"

"Hari ini tadi aku lupa meminta izin ke ayahku."

"Ayahku pasti marah besar.aku pulang dulu ya."

"Iya Yuri hati-hati dijalan."

Han yuri pun pulang keistana namun yang anehnya ia tidak menemukan ayahnya didepan pintu gerbang istana.

"Kok gak ada.aneh sekali?"

Kemudian yuri masuk kedalam kamarnya dan setelah selesai meletakan peralatan melukisnya kedalam lemari tiba-tiba ia merasa lapar dan ia pun berjalan menuju kearah ruang makan dan sesampainya diruang makan ia melihat ayahnya sedang duduk kursi meja makan.

"Putriku kamu juga lapar?"

"iya yah Yuri lapar."

"Ayo sini putriku duduk lah disamping ayah!"

Yuri pun duduk disamping ayahnya

"Ngomong-ngomong mana makanannya,yah?"

"Tunggu aja dulu nanti akan ada pelayan yang mengantar makanan kesini."

Tidak lama kemudian seorang pelayan kerajaan datang mengantar makanan.

"Ini yang mulia hidangannya.silahkan dimakan."

"Terimakasih."ucap Gongmin lalu pelayan itu pergi

"Ayah!"

"Iya,ada apa putriku?"

"Yuri minta maaf karna hari ini tadi yuri lupa meminta...

izin ke ayah untuk keluar dari istana."

"Emangnya tadi Yuri kemana?"

"Yuri melukis diperbukitan bersama Dongsun."

"Kalau Yuri sedang bersama dengan Dongsun ayah rasa yuri...

tidak perlu meminta izin,"

"Kenapa tidak perlu meminta izin yah?"

"Kenapa ya,mungkin karna ayah percaya bahwa...

Dongsun lah yang akan menjaga Putri ayah diluar sana."

"Oh iya ngomong-ngomong kamu ingin menghabiskan makanan itu?"

"Iya yah,emangnya ada apa dengan makanan ini?"

"Sebaiknya makanan itu untuk ayah saja karna badanmu...

sudah terlihat agak gendut." tiba tiba yuri melepaskan sendok makannya.

"Yah!"Ucap Yuri dengan kesalnya.

Keesokan harinya Yuri dan Dongsun bertemu lagi diperbukitan dan setiap harinya mereka selalu bertemu di tempat itu.melukis bersama,becanda bersama,tertawa besama hingga sang Raja menemui mereka berdua .

"Ayah,kenapa tiba-tiba datang kemari?"

"Ayah cuma ingin melihat keadaanmu dengan Dongsun,."

"Sepertinya kalian berdua hari ini terlihat sangat bahagia sekali."

"Kalau kalian berdua sudah cocok seperti ini,ayah putuskan dua...

hari lagi kalian harus menikah."

"Hah,dua hari lagi yang mulia,"

"Tapi kan yah..!"

"Tidak ada tawar menawar dua hari lagi kalian berdua harus menikah!"

"Kamu siap kan Dongsun?"

"Iya yang mulia saya siap."

"Bagaimana dengan kamu Yuri?"

"Kalo Dongsun sudah siap.Yuri juga siap,yah."

"Bagus,nanti akan ayah persiapkan acara pernikan untuk kalian berdua."

Kemudian Gongmin pun meninggalkan mereka berdua diperbukitan.

Dimalam hari yang begitu dingin dan sepi disertai dengan hembusan angin yang begitu kencang tiba-tiba Gongmin terbangun dari tidurnya.

"Tidak,ini semua tidak boleh sampai terjadi besok aku harus memberitahukan...

hal ini ke putriku."

Keesokan harinya Gongmin pun menemui putrinya diperbukitan.

"Ayah,kenapa ayah kesini lagi?"

"Ada hal yang ingin ayah bicarkan."

"Bukannya Yuri dan Dongsun sudah setuju dengan keputusan...

ayah kemarin itu?"

"Bukan hal itu yang ayah ingin bicarakan."

"Putriku kamu harus ikut dengan Ayah ke istana sekarang juga!"

"Ada hal penting yang ayah ingin bicarakan."

"Baik yah."

"Dongsun aku pulang dulu ya"

"Iya,yuri"

Yuri dan Gongmin pun telah tiba di dalam istana kemudian Yuri masuk kedalam kamar ayahnya dan Gongmin pun mempersilahkan Putrinya duduk dilantai.

"Ayah berubah pikiran.sebaiknya Ayah batalkan saja pernikahan...

kamu dengan Dongsun."

"Hah,Ayah pasti bercanda kan?"

"Tidak putriku Ayah tidak bercanda."

"Tunggu,Yuri benar benar tidak mengerti dengan maksud Ayah itu."

"Jadi gini malam tadi Ayah bermimpi tentang Dongsun dan...

ternyata Dongsun itu bukan lelaki yang baik untukmu."

"Jadi sebelum terlambat nanti ayah batalkan saja pernikahan...

kamu dengan dia.lalu nanti akan ayah carikan calon suami untukmu."

"Kenapa si Ayah jadi pimplan kaya gini!"

"Pokoknya Yuri tidak mau.Yuri tetap akan menikah dengan Dongsun!"

"Tapi kan dimimpi Ayah Dongsun itu bukan lelaki yang baik buat kamu!"

"Ayah tau apa si tentang Dongsun,Yuri sudah lama mengenal Dongsun...

dan dia itu lelaki yang baik."

"Lagipula itu kan cuma mimpi yah!"

"Dengar ya yuri,tetap saja ayah tidak setuju kamu menikah dengan Dongsun!"

"Ayah jahat!"

"Kalo begitu Yuri kawin lari saja dengan Dongsun."

ucap Yuri lalu berjalan menuju kearah pintu kamar

"Yuri.tunggu!" Yuri pun menghentikan lakah kakinya

"Bagaimana jika kita bermain taruhan saja."

"Taruhan,taruhan seperti apa yang ayah maksudkan?"

"Taruhannya adalah apabila dimalam pernikahanmu dengan...

Dongsun tidak terjadi masalah maka ayah akan memberikan...

apapun yang kamu inginkan."

"Yang benar,Ayah akan memberikan apapun yang...

Yuri inginkan?"

"Ya,tapi apabila dimalam pertama pernikahanmu terjadi sesuatu hal...

yang buruk.maka Ayah akan menghukummu dengan cara mengurung dirimu...

didalam cermin selama tujuh bulan."

"Apakah nanti yuri akan dikurung didalam cermin itu?

ucap Yuri menunjuk kearah cermin.yang tertempel di dinding ruangan.

"Iya putriku kamu akan ayah kurung didalam cermin itu."

"Oh iya,kamu jangan memberitahukan permainan taruhan...

kita ini ke Dongsun atau ke siapapun!"

"Baik yah,tapi bagaimana cara ayah mengurung Yuri didalam cermin?"

"Ayah akan meminta bantuan para penyihir."

"Apakah kamu setuju?"

"Iya yah,yuri setuju." lalu Gongmin dan yuri pun saling berjabat tangan.

"Oh iya kalo gitu besok malam acara pernikahan kalian akan dilaksanakan...

dan jangan lupa beritahukan juga ke dia."

"Baik yah,besok Yuri akan memberitahu ke Dongsun."

keesokan harinya Yuri dan Dongsun bertemu lagi di perbukitan.

"Dongsun,"

"Iya Yuri,"

"Kata Ayahku malam ini acara pernikahan kita akan dilaksanakan,"

"Malam ini!"

"Iya Dongsun malam ini."

"Kalau gitu aku mau pulang dulu untuk bersiap-siap."

"Iya Dongsun,aku mau pulang juga." 

kemudian Yuri dan Dongsun meninggalkan perbukitan.

Di sore hari menjelang malam Dongsun sedang mengobrol dengan wanita muda di depan rumah yang agak kumuh.

"Kamu dan Yuri kan sudah jadian.jadi kapan kalian akan menikah?"

"Malam ini aku akan menikah dengan dia"

"Malam ini,kalau begitu aku akan hadir di acara pernikahanmu."

"Hah jangan,kamu tidak boleh hadir di acara pernikahanku!"

"Kenapa?"

"Pokoknya kamu tidak boleh hadir." wanita itu pun meanggukkan kepalanya.

Waktu malam pun telah tiba.beberapa tamu undangan memenuhi halaman istana dan tidak lama kemudian Dongsun datang dengan kereta kuda kerajaan setelah itu ia keluar dari kereta kuda itu dan ia berjalan menuju kedalam istana kemudian para tamu undangan pun memberikan hormat.sesampainya didalam istana ia pun bertemu dengan Raja diruang tamu istana.

"Dongsun,"

"Ada apa yang mulia?"

"Sebentar lagi acara pernikahannya akan dimulai dan kamu harus...

keruang rias untuk didandani karna putriku sudah menunggumu disana,"

"Baik yang mulia,"kemudian Raja pun pergi meninggalkan Dongsun.

"Astaga aku lupa bertanya dimana ruang rias itu berada." 

Kemudian seorang Pelayan istana lewat didepan dongsun.

"Permisi ngomong-ngomong ruang rias itu ada dimana?"

"Oh..Ayo sini tuan saya antar kamu menuju ke ruang rias."

Dongsun membuka pintu ruang rias

"Dongsun,ayo sini duduklah disampingku!"

"Kamu juga harus didandani." lalu Dongsun duduk disamping yuri.

"Tante tolong kasih calon suamiku ini pemerah pipi!"

"Jangan,aku tidak mau memakai pemerah pipi!"

ucap Dongsun sambil memegang tangan si Tante.

"Kalo begitu aku saja yang akan mendandanimu."

"Jangan dong Yuri.aku benar benar tidak mau!"

ucap dongsun sambil memegang erat tangan Yuri

"Hahaha,ada ada saja kamu ini Dongsun kenapa kamu jadi takut Didandani."

"Oh iya tante,aku mau keluar sebentar."

"Kamu mau kemana yuri?"

"Aku mau ke toilet sebentar nanti aku balik lagi kesini."

Kemudian Yuri pun meninggalkan ruang make up.

"Dongsun kamu beruntung sekali ya bisa menikahi tuan Putri karna...

sebentar lagi kamu akan menjadi anggota keluarga kerajaan."

"Iya tan,aku juga tidak percaya akan menikah dengan anak Raja."

"Duh,kenapa pakaian kamu jelek seperti ini,malam ini...

kan malam pernikahan kamu jadi kamu harus terlihat rapi."

"Tunggu sebentar tante ambilkan pakaian untukmu."Si tante membuka lemari.

"kok gak ada!"

"Tunggu sebentar ya dongsun.tante mau keluar ngambil pakaian buat kamu ."

Lalu si tante pun meninggalkan dongsun sendirian diruang rias dan beberapa lama kemudian seseorang mengetuk-ngetuk pintu.

"Yuri?"

"Bukan,ini aku.mustahil apabila kamu tidak mengenali suaraku."

"Kenapa kamu ada disini.kan sudah aku bilang jangan datang kesini!"

"Pulanglah!"

Wanita muda itu membuka pintu ia pun masuk kedalam ruangan dan ia menutup kembali pintu itu.kemudian ia berjalan mendekati Dongsun.

"Kamu itu tuli ya!"

"Oh ayolah Dongsun.aku datang kemari cuma ingin melihat...

kebahagaian orang yang aku cintai."

"Kamu tau dari mana aku ada diruangan ini?"

"Aku tau karna aku melihat sendalmu didepan pintu."

Yuri berjalan menuju ruang rias setelah sampai di depan ruang rias ia pun terdiam diri di depan pintu.

"Dongsun,kamu harus ingat suatu hari nanti kamu...

harus menguasai seluruh hartanya dan setelah itu...

juga kamu harus bercerai dengan dia.karna aku tidak ingin...

kekasihku terlalu lama besama orang lain."

"Tenang sayang,aku selalu ingat dengan rencana kita."

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan terlihat Yuri sedang berdiri didepan pintu.

"Yuri!" ucap Dongsun dengan pucatnya

Kemudian Yuri mendekati Dongsun dan ia pun memegang pundak Dongsun.

"Dongsun,kenapa kamu tidak memeberitahukanku dari awal jika kamu sudah...

memliki seorang kekasih!"Ucap Yuri dan Dongsun hanya diam.

"Aku juga mendengar semua rencana busukmu itu dengan wanita ini!"

"Aku sungguh mencintaimu tapi kenapa kamu jadi jahat seperti ini!"

"Jawab aku...kenapa...kenapa!"

Ucap Yuri berlinang air mata dan bercampur dengan rasa kekecewaan.

"Aku akan memberitahukan hal ini ke Ayahku,"

Ucap Yuri lalu ia berlari meninggalkan ruangan.

"Sial.ini semua gara gara kamu sudah aku bilang jangan datang kesini!"

"Yuri tunggu!"Dongsun berlari mengerjar Yuri.

"Putriku.kenapa kamu menangis?"

"Maafkan Yuri yah.ternyata mimpi ayah benar Dongsun bukanlah lelaki...

yang baik."

"Emangnya ada apa dengan Dongsun?"

"Dongsun sudah memiliki kekasih dan yang lebih parahnya lagi...

dia hanya ingin memanfaatkan pernikahan ini."

"Berani sekali dia membuat Putriku menangis!"

kemudian Dongsun menghadap ke Yuri dan Gongmin.

"Maaf yang mulia tadi itu terjadi sedikit kesalah pahaman."

"Ayah jangan dengarkan dia.ayah harus percaya dengan Yuri!"

"Pengawal kemari!"lalu empat pengawal datang.

"Ada apa yang mulia?"

"Usir lelaki itu dan juga wanita itu keluar dari istana sekarang juga...

dan beritahukan juga keseluruh tamu bahwa acara pernikahan dibatalkan!"

"Baik yang mulia."

Dimalam hari itu Dongsun dan wanita itu pun di usir dari dalam istana,Yuri masuk kedalam kamarnya dan semua tamu undangan pun pulang kerumahnya masing-masing.

Gongmin masuk kedalam kamar Putrinya.

"Kamu tidak perlu bersedih seperti itu putriku Ayah yakin suatu...

saat nanti kamu akan mendapatkan calon suami yang baik."

"Terimakasih yah."

"Oh iya,Yuri kan kalah taruhan dengan ayah jadi besok Yuri...

siap menerima hukumannya."

"Baiklah,kalo begitu besok ayah panggilkan penyihir."

"Seandainya hari ini tidak terjadi masalah Ayah ingin memberikan...

cincin ini untuk kamu dan juga Dongsun.ambilah cincin ini Yuri!"

"Cincin ini bukan cincin biasa."

"Simpan baik baik cincin ini karna mungkin akan ada lelaki yang beruntung...

yang akan memakai cincin ini."

Yuri  pun mengambil cincin itu dan menyimpannya didalam pakaiannya.

Keesokan harinya para Penyihir,Gongmin dan juga Yuri berkumpul didalam kamar Gongmin.

"Aku adalah raja dari kerajaan Goryeo akan meminta Kepada...

kalian untuk mengurung Putriku kedalam cermin." 

seorang kake kake penyihir mengangkat tangannya

"Yang mulia biar aku saja yang mengurung Putri anda kedalam cermin."

"Kalo begitu silahkan."

Kake kake penyihit itu pun membawa Yuri kedepan cermin lalu ia mengangkat kedua tangannya.keatas

"Yang mulia ingin seberapa lama Putri anda dikurung didalam cermin ini?"

"Kurung dia selama tujuh bulan,"

"Wahai cermin.kurunglah gadis ini didalam dirimu selama tujuh ratus tahun!"

"APA TUJUH RATUS TAHUN!"

"Aku bilang tujuh bulan kek Bukan TUJUH RATUS TAHUN!"

kemudian Yuri pun masuk kedalam cermin.

"KAKE TIDAK PUNYA TELINGA YA!"

"Maaf yang mulia kake itu telinganya agak tuli."

"Kalo begitu batalkan saja mantranya!"

"Maaf yang mulia,mantra yang sudah diucapkan tidak bisa dibatalkan."

"Ayah bagaimana ini.kenapa Yuri malah dikurung selama tujuh ratus tahun?"

"Kamu tenang saja Putriku.ayah janji ayah akan mengluarkanmu...

dari dalam situ."

"Prajurit kemarilah!"dua orang prajurit datang

"Ada apa yang mulia?"

"BUNUH kake kake tua ini dedepan Istana,SEKARANG!"

"Baik yang mulia,"

Lalu kake kake penyihir itu pun dibawa kedepan istana kemudian disuruh berlutut dan tiba-tiba pedang panjang ditusukan ketubuh kake kake itu dengan tubuh yang berlumuran darah ia pun bersumpah didalam hatinya,

"Aku bersumpah siapapun orang yang menyimpan cermin itu dalam jangka...

waku sembilan puluh hari maka orang itu akan mati secara tiba tiba dengan...

tubuh yang terbakar!"

"Sebentar lagi kau akan menyusul diriku,Gongmin!" lalu kake penyihir itu mati.

Sementara itu sang Raja masih kebingungan dan memikirkan bagaimana cara untuk mengluarkan Putrinya dari dalam cermin.

"Diantara kalian semua adakah yang tau bagaimana caranya...

mengluarkan Putriku?"

"Saya yang mulia.saya tau bagaimana caranya mengluarkan Putri anda tuan." 

Ucap penyihir muda

"Bagaimana caranya?"

"Satu satu cara untuk mengluarkan putri tuan adalah cermin itu...

harus dicium oleh lelaki yang benar-benar mencintai putri tuan...

jika itu berhasil maka Putri tuan akan terbebas tapi apabila itu gagal...

putri tuan akan awet muda selama tujuh ratus tahun didalam cermin."

"Baiklah aku mengerti."

Kemudian Gongmin pun menyuruh para penyihir pulang.

"Kamu baik baik saja kan Putriku?"

"Iya ayah Yuri baik baik saja."

"Tenang saja Yuri besok akan ayah panggilkan seluruh lelaki dikerajaan...

untuk mencium cermin ini."

"Apabila di antara mereka ada yang berhasil mengluarkanmu...

ayah akan menikahkan kamu dengan orang itu."

"Tidak perduli apakah dia itu anak muda maupun seorang kake kake tua...

Kamu setuju kan Yuri?"

"Iya,Yuri setuju yah."

Keesokkan harinya Gongmin mengundang semua lelaki yang ada dikerajaan terkecuali Dongsun untuk datang ke Istana dan satu persatu disuruh mencium cermin itu namun tidak ada satupun lelaki yang berhasil mengluarkan Yuri dari dalam cermin dan bahkan lelaki yang terakhir mencium pun tetap tidak bisa mengeluarkan Yuri.

"Ayah,bagaimana ini tidak satupun diantara mereka yang berhasil...

mengluarkan Yuri?"

"Itu artinya mereka sumua tidak jauh berbeda dengan Dongsun."

"Putriku,apabila tujuh ratus tahun telah berlalu dan siapapun lelaki yang...

pertama kali kamu lihat saat kamu keluar dari dalam cermin ini kamu harus...

mejadikan lelaki itu sebagai calon suami."

"Iya ayah,"

"Oh iya Putriku apakah kamu lapar?"Gongmin meletakan kedua...

tangannya di cermin

"Tenang saja yah,Yuri disini tidak akan pernah kelaparan karna...

didalam cermin ini terdapat benda yang bisa mengluarkan makanan...

dengan sendirinya"

"Benarkah,coba kamu perlihatkan dirimu dan juga makanan yang...

kamu maksud itu dihadapan ayah!"

"Karna dari tadi ayah cuma berbicara dengan bayangan ayah sendiri di cermin."

Perlahan demi perlahan latar belakang cermin itu pun berubah menjadi putih dan terlihat Yuri sedang berdiri sambil memegang makanan.

"Oh iya kamu benar."

"Yah,usahin dong gimana caranya agar Yuri bisa keluar dari dalam sini!"

"Tujuh ratus tahun itu terlalu lama yah."

"Maafkan ayah yuri,ayah juga tidak tau lagi bagaimana caranya...

mengluarkan kamu dari dalam situ."

"Andai saja ayah tidak mengajak kamu melakukan permainan bodoh...

itu.kamu tidak akan seperti ini." Lalu Gongmin pun menangis.

"Ayah jangan menangis,Yuri juga minta maaf yah seandainya Yuri..

mengikuti perkataan ayah waktu itu.ayah tidak akan menangis seperti ini."

"Tidak apa apa putriku semuanya sudah terlambat."

"Tapi ayah janji ditengah kesibukan.ayah akan selalu...

menemani kamu disini."

Gongmin pun menepati janjinya dan setiap hari Gongmin selalu berbicara didepan cermin hingga seorang prajurit membuka pintu kamar.

"Yang mulia ayo cepat keluar!"ucap Prajurit dengan paniknya

"Ada apa emangnya?"

"Ratusan burung terbang di atas kerajaan,itu artinya sesuatu yang...

buruk akan terjadi."

"Baiklah,beritahukan juga ke sumua warga!"

"Baik yang mulia."

Kemudian Gongmin pun berlari membawa keluar cermin itu dari dalam Istana dan seluruh warga pun juga ikut keluar.

"Apa yang sedang terjadi yah?"

"Kamu tenang saja Putriku.ayah akan melindungimu."

Ombak lautan terlihat dari arah kejauhan kemudian semua warga berlari ketakutan tiba-tiba ombak lautan pertama datang dan menerjang seluruh kerajaan Goreyeo dan mengombang-ambingkan seluruh warga.

Dengan tubuh yang terombang-ambing,Gongmin tetap berusaha memegang erat cermin itu agar tidak terlepas dari tangannya.

"Ayah baik baik saja kan?" Yuri menangis lalu Gongmin pun tersenyum.

Tidak lama kemudian tiba-tiba ombak lautan datang lagi.menerjang seluruh badan Gongmin,cermin itu pun terlepas dari tangan Gongmin dan seketika Gongmin pun menghilang di hadapan Putrinya.

"AYAAAAHH!"Teriak yuri didalam cermin.

"Kenapa si ayah jahat sekali.meninggalkan Yuri dengan keadaan seperti ini?"

Dimalam hari itu Han yuri terus dan terusan menangisi kepergian ayahnya disertai dengan hujan gerimis dan juga suara kilatan petir yang bergermuruh,cermin itu terus terobang-ambing dilautan dan tidak ada satupun orang yang tau kemana arah tujuan cermin itu.