Mendapatkan sebuah ketukkan maupun bel berbunyi berulang ulang.
Segalanya yang mengerahkan akan kemarahan tentu membuat dia juga tidak nyaman.
Memastikan akan siapa yang telah mengarahkan melaukan ini pun membuat dia berbalik arah dan hendak masuk ke dalam.
Tapi langkah yang hendak masuk ke dalam itu justru mengarah dengan sebuah pelukkan begitu hangat.
Dirinya tidak tahu akan siapa yang memeluk dari belakang sama halnya dengan Tirta yang pernah melakukan hal itu.
Teringat sebuah sentuhan demi sentuhan yang membuatkan dia ingin semakin mengingat dan ini sama persis dengan Tirta berikan membuat dia belum berani membalikkan badan, tetapi mencoba menikmati rasa rindu dengan Tirta yang belum bisa diobati.
"Bening."
Suara lembut itu pun sama, badan dia yang dibalikkan dan melihat sosok tersebut membuat Bening cukup senang.