Makin kesini Nara semakin dekat dengan keluarga Raya, mereka pun sudah tau nama asli Mina itu Nara, dan Mina hanya nama panggilan saja, dan itu semua bukan hal yang penting bagi mereka, Bily sering datang ke cafe Sunflower milik ibunya Raya, dan dia sering melihat Nara di sana, dia semakin kesal karena keakraban Nara dan keluarga Raya. Dia mulai frustasi untuk membuat Nara kembali pada nya. Hingga saat itu dia memberanikan diri untuk menghampiri Nara dan keluarga Raya yang sedang duduk satu meja, Nara melihat Bily dengan wajah yang mulai kuatir dan panik, sedang Bily datang dengan tatapan sinis dan senyum nya pada Nara. Hingga dia benar benar menghampiri dan ikut bergabung bersama mereka. dan ny. Hana yang pernah tau Bily pun langsung mengapa nya.
"Hai nak... apa kabar... sini gabung kami, ini teman nya Nara kan yang waktu itu dateng kemari?! " ucap ny. Hana
" iya bu,terimakasih.nama ku Bily bu,maaf waktu itu aku belum sempat menyebut nama ku, "ucap Bily
" oh Nak Bily... ayo sini gabung nak!! "
"Nara ini teman lama mu? " tanya Raya
"iya... namanya Bily, kenalin semua nya" Kata Nara sambil mengangguk tak yakin
"Hemmm seperti aku sering melihat mu berkunjung kesini, hampir 2 kali dalam seminggu kalau ga salah... " Ucap Ivan kakak Raya
" Benarkah seperti itu?! " tanya Raya
"waaah pelanggan tetap" sambung Raya sambil tertawa senang
"aku merasa senang dan cocok dengan cafe disini, apa lagi setelah tau, Nara juga akan ikut kerja disini paruh waktu" ucap Bily sambil melihat pada Nara
"waah seperti nya kamu tau banyak tentang Nara, pasti dulu kalian teman dekat ya Bily" ucap Raya
"iya tentu saja, kami dulu dekat sekali, aku tau banyak tentang Nara... tentu saja sebagai teman... teman yang sangat.... sangat... dekat, iya kan Nara?! " ucap Bily sambil senyum tipis pada Nara yang saat itu hanya diam.
"ya udah kita makan dulu, spesial nih , spesial weekend... kita kumpul bareng... dan hidangan nya juga sepesial dong... " ucap Messy kakak perempuan Raya
" hem enak banget kayanya, dari wanginya aja buat laper... " ucap Denis adik laki laki Raya
mereka pun mulai makan makan, kecuali Nara dan Bily yang terkadang saling melihat kesal satu sama lain.
" Ayo dong makan Nara ini spesial loh kak Messy sendiri yang masak tadi di pantry... " ucap Raya
"iya kak Nara... nanti kehabisan loh... " ucap Denis
"iya... baik" ucap Nara
"ayo Bily, lu juga makan, nih gw ambilin... " ucap Raya sambil memberikan pada Bily.
" thanks Raya... " Ucap Bily sambil terus melihat pada Raya dengan kekesalan nya dalam hati.
Mereka pun saling ngobrol ringan sambil makan, sesekali Raya nyanyi bawakan lagu didepan, dan mereka sangat senang dan bahagia, kecuali Nara yang menyimpan kekuatiran dalam hatinya, karna Bily kini makin berani ikut terlibat dan membuat nya ikut masuk dan memperkenalkan diri pada keluarga Raya. Malam itu Bily banyak cerita dan menjawab setiap apa yang mereka tanyakan dengan santai dan tidak memperlihatkan situasi yang sebenarnya di hadapan keluarga itu, ya Bily mengikuti permainan Nara.
23.35 PM
Raya mengantar Nara pulang, Bily melihat dari kejauhan. Setelah Raya pamit, dan Nara masuk Kostan nya. Bily pun menghampiri pintu kostan Nara, dan dia pun mulai mengetuk pintu.
"Tok... tok.. tok... "
Nara yang baru selesai mencuci muka, pun tertawa kecil dia mengira itu Raya yang kembali karna ada hal/barang yang tertinggal.
"tok... tok... tok.. " Kembali pintu diketuk nya,
"hihi dasar pelupa...iya bentar... Raya...!!! " ucap Nara
dan begitu pintu di buka, betapa kagetnya Nara karna itu Bily dan Bily langsung mendorong pintu, spontan Nara pun terhempas dan dengan segera Bily menutup pintu dan mengunci nya.
"Bily... !!! Bily... napa lu kemari!!! " ucap Nara panik.
Tanpa banyak bicara bily pun mendorong tubuh Nara ketembok dan menutup mulut Nara agar tidak berteriak, dengan tatapan tajam dan penuh kekesalan dia pun bicara dengan nada yang keras.
" lu benar benar, ga menghiraukan apa yang gw bilang Nara!!! lu sama sekali ga perduli perasaan gw!!! lu sungguh keterlaluan!!! lu sungguh sungguh... tidak menginginkan kita tuk bersama lagi... " ucap bily penuh emosi. Nara berusaha melepaskan tangan bily dari mulutnya,
"hemmmpp..le... lepas in gw... !! "
mereka berdua masih saling susah payah untuk membekap dan lepas dari bekapan, dan Nara pun bicara dengan sulit.
" Lu jangan harap gw kembali, jangan pernah Bily...!!! lu udah gila... !!! "
" Diem lu...!!! " ucap Bily sambil menampar Nara dengan keras, Nara pun terjatuh ke kursi sofa,
"Bily... " ucap Nara sambil memegang pipinya menahan sakit
" harus nya gw lakuin ini sedari dulu agar lu jera ...!!
"Plak.... plak... "
Bily kembali menampar pipi Nara berkali kali dengan keras, Nara mulai menangis, dan Bily menyeret nya ke kamar dan menutup pintu kamar agar suara tangis nya tidak terdengar tetangga. Nara berusaha minta tolong, tapi ke. bali Bily berusaha membekap mulut nya... , Nara terus menangis.
" lu pikir gw seneng liat lu dan Raya bareng keluarga nya tadi di cafe??? lu pikir gw seneng hah?! lu pikir gw ikut bahagia bareng mereka?!... gw benci Nara... gw sangat benci mereka!!! gw benci liat lu akrab dengan mereka... gw benci lu diterima oleh mereka... !!! gw benci liat lu bahagia dengan mereka... bukan dengan gw atau dengan keluarga gw...!!! " ucap bily dengan keras, Nara hanya bisa menangis sejadi-jadinya sambil berusaha lepas dari sekapan Bily, berharap seseorang mendengar dan menolong nya.
" lu udah gila Bily... lu udah gila... lepasin gw...!!! "
semakin Nara berusaha lepas dan berontak Bily smakin kuat menyekap tubuh Nara, dan Bily sejenak diam dan terus menatap wajah Nara, dan dia pun mulai berusaha mencium Nara, tapi Nara terus berontak, Hingga Nara berhasil lepas dan dia cepat bangun dari ... berusaha meraih gagang pembuka pintu, tapi dengan segera Bily menarik baju Nara, hingga bajunya sedikit robek, Bily mendorong Nara, dan dengan segera membenturkan kepala Nara pada tembok...
" Harus nya lu diam saja Nara!!!! " ucap Bily sambil mengeluarkan saputangan yang sudah dia olesi obat bius, lalu segera mendekapkan pada hidung Nara, tidak butuh waktu lama Nara pun melemas perlahan...,
" Raya... ra... ya...!! " ucap Nara dengan pandangan yang mulia sedikit kabur, dan tubuhnya melemas, Bily pun membawa Nara ke kasur, Nara masih setengah sadar tapi dia tidak bisa bicara dan bergerak, Bily mulai membuka baju Nara, dan setelah itu giliran dia membuka bajunya sendiri, ingin sekali saat itu Nara berlari dan berteriak, tapi dia lumpuh karna efek dari obat bius yang dia hirup.
" gw masih suami lu, gw masih berhak untuk ini...!!! " ucap bily terdengar samar samar oleh Nara, tak ada yang bisa Nara perbuatan selain pasrah, dan air mata nya masih mengalir di pipinya, yang dia pikirkan hanya Raya, dan tak cukup sampai situ, Bily pun sengaja merekam perbuatan nya itu dengan handphone nya.
Beberapa jam kemudian, Nara mulai bisa bergerak perlahan, Bily masih ada di sebelahnya, dia terlihat puas dengan apa yang sudah dia perbuat pada Nara.
"lu udah bisa sadar?! " ucap bily
Nara hanya terdiam dan menangis, dan menarik selimut untuk menutupi badan nya.
" Bagaimana bisa orang atau lu bilang gw memperkosa sedang kan gw masih suami lu dan lu masih jadi istri gw... konyol?! iya tentu yang bodoh adalah saat seorang istri berpacaran dan bermesraan dengan laki-laki lain didepan suaminya sendiri !!! " ucap Bily sambil memakai kembali pakaiannya, setelah itu dia pergi begitu saja. Nara hanya bisa menangis sejadi-jadinya.
Ke esokan harinya.
8.00 AM
cafe Sunflower.
" Kemana Nara? kok belum datang ya.... hem apa gw telpon saja?! " ucap Ivan, tapi Nara tidak mengangkat telpon nya. Ivan pun menelpon Raya yang masih tertidur, dengan suara setengah malas Raya pun mengangkat handphone nya.
" Halo... ada apa, van?! "
" Sory gw ganggu... Nara itu beneran mo kerja? katanya mau mulai kerja sekarang, tapi belum datang juga, lu tau kenapa ga Ya?! " tanya Ivan
"emmm... nanti gw telpon dia, mungkin dia lupa ataw bangun kesiangan. " ucap Raya
" Ya udah deh ntar lu telpon aja ya, gw hari ini ada jadwal tuk cek lokasi, jadi kalo dia dateng suruh kerja aja langsung bareng yang lain, nanti ada femi yang ngarahin. " ucap Ivan
" oke. . . oke, sekarang juga gw telpon dia, ya udah...! "
Setelah telpon di tutup, Raya pun menelpon Nara, tapi Nara masih tak mengangkat telpon nya,
" hemmmm kemana dia?!... " ucap Raya,
dengan segera Raya pun bangun mandi dan minum teh hangat. mumpung masih pagi dan masuk jam 11, Raya pun menyempatkan tuk datang ke rumah kostan Nara.
9.00 AM
Raya tiba di rumah kostan Nara, dia mengetuk beberapa kali tapi tak ada jawab an, Hingga dia pun inisiatif membukanya dan pintu tak dikunci, Raya pun masuk, dan melihat keadaan rumah berantakan, dan Raya pun sedikit bingung sambil mencari cari Nara, di kamar yang berantakan tak ada Nara, hingga dia mencari kekamar mandi, dan Nara pun tak ada.
" ada apa ini, kemana dia pergi, rumah pun tak dikunci "
Raya pun segera menelpon kembali nomor HP Nara, dan begitu Raya keluar, Nara pun datang dan tanpa kata, dia masuk begitu saja, Raya kembali masuk rumah mengikuti Nara.
" lu dari mana yank? gw bener bener kuatir.... " ucap Raya, tanpa berkata apapun Nara segera memeluk Raya dan menangis, Raya terheran tapi dia berusa memahami Nara, tanpa banyak bertanya, Raya pun membelai rambut Nara yang tersedu menangis di pelukan nya. dan setelah beberapa saat barulah Raya berbicara dengan lembut dan penuh pengertian.
" Ada Apa Nara? lu kenapa? ... lu Sakit? lu dari mana?! " ( Nara masih terisak) " ya udah gw nunggu lu baikan " Raya pun hanya diam dan membiarkan Nara sanbil memeluk Nara, setelah Nara agak baikan, Raya pun mengajaknya duduk di sofa.
"Gw buatin lu minum ya... teh manis hangat" sebentar ya gw bikinin dulu" ucap Raya dengan segera dia membuat teh hangat untuk Nara dan memenesan kan makanan dari delivery. Raya menyuapi Nara yang terlihat masih shock. dan Raya pun melihat bibir dan pipi Nara sedikit bengkak, Raya mengompres nya dan memberikan Nara obat.
" lu knapa nara?! kok bibir dan pipi lu sedikit bengkak, ada apa haaa?! "
ingin sekali Nara bercerita tapi dia dibawah tekanan dan ancaman bily Nara takut bily menyebarkan foto foto dan vidio yang bily lakukan semalam pada nya.
" Gw... gw ga knapa napa Raya... gw hanya... alergi... dan ini yang buat pipi dan bibir gw sedikit bengkak. " ucap Nara beralasan.
" lu yakin?! itu hanya alergi biasa? dan tidak berbahaya? Syukur lah jika itu hanya karna alergi, gw jadi tidak terlalu khwatir... ya udah kita makan dulu, gw kemari kuatir karna lu ga jawab telpon gw dan kak Ivan, dia tanyain lu, kapan lu mau kerja di cafe?! katanya lu bilang hari ini, tapi jika lu sakit, lebih baik lu istirahat aja ya yank...! beneran gw kuatir sama lu, apa lagi lu nangis tersedu sedu gitu, dan gw udah kacaw deh liat rumah lu berantakan dan lu ga ada di rumah... lalu lu datang dari luar dan nangis, gw udah kuatir banget Nara...!! gw pingin banget kita cepat nikah dan kita serumah jadi gw ga terlalu kuatir sama lu... " ucap Raya. " gw ga apa apa Raya... gw hanya terlalu sensitiv mungkin karna ada tamu bulanan gw.. , jadi gw gampang nangis, iya kayanya gw belum siap kerja di kafe, dan baiknya gw istirahat saja, gw masih sangat merasa lemes... " ucap Nara
" ya udah kalo gitu, lu bisa mulai kerja kapan aja jika lu mau dan lu siap. oh iya Nara. ... (Sambil mengambil beberapa lembar dari dompet nya) ... ini ada beberapa untuk kebutuhan lu sehari hari... " ucap Raya.
" aaah Raya apaan sih ini, gw ga enak... ga usah Ya... ambil lagi uang lu... "
" hemmm gw tau lu lagi butuh, ayolah ga apa apa, kalo lu merasa ga, enak anggap aja lu ngutang ama gw...!!! dan lu jangan pernah ambil pusing tentang cara lu untuk mengembalikan pinjaman nya... gw seneng lu mau ambil dan gw lebih seneng lu ga bayar... maaf ya gw bisa kasih lu sedikit... belum gajian yank heheh
' ini udah lebih dari cukup... gw malah ga enak Ya..." " udah... jangan dipikirkan...
jam 10.30 Raya izin pamit untuk bekerja.Setelah Raya pergi dengan mobil nya, Nara pun hanya terdiam) " Raya... apakah gw masih pantas menerima segala perhatian, dan pemberian , kebaikan dan cinta dari lu... setelah kejadian semalam yang Bily lakukan kepada gw.?! " ucap Nara dalam hati dan kembali dia menangis.. mengingat kejadian semalam, terlebih Bily mengirimi nya foto dan vidio yang dia perbuatan semalam pada nya. Semua itu membuat Nara murung dan sangat takut dan trauma pada Bily.
Dengan menggunakan ancaman nya bily kini makin leluasa untuk datang dan pergi ke Rumah kostan Nara untuk melakukan nya lagi dan lagi.
hingga Nara merasa muak, dan dengan pikiran nya yang selalu dalam tekanan, dia pun memutuskan untuk pindah lagi kostan, dan mengganti nomer handphone nya, dia pun mulai menjauh dari keluarga Raya, dan jarang datang ke kafe, karna bily semua rencana yang sudah tersusun pun beranberantakan. Nara kini dalam kebingungan dan kebimbangan dia mulai merasa tidak pantas untuk bersama Raya, Nara pun bekerja di sebuah minimarket untuk memenuhi biaya hidupnya. dia bekerja 1 shift dengan Elen dan David, dalam satu shift kerja yang bertugas ada 3 orang, untunglah hanya 8 jam kerja, dan sisa waktunya dia habiskan untung mengajar les matematika anak TK 1 ataw 2 jam dalam 1 kali pertemuan. Hingga dia benar benar hilang dari kehidupan Raya dan Bily, tapi di tampat lain Raya dan Bily masing-masing mencari keberadaan Nara, 1 bulan berlalu Raya mulai frustasi dengan pencarian nya, Bily pun mulai mencari cara untuk mencari Nara. sedangkan itu Nara merasa nyaman dengan kesendirian nya, dengan kesibukan nya sebagai pegawai minimarket dan guru les anak TK ,hidup nya perlahan mulai dia tata kembali.
Hingga pada saat itu dia dipertemukan kembali dengan Raya, entah apa yang membuat Raya ingin membeli minum an dan roko diminimarket itu. dan kebetulan rokok nya Habis. dan dia pun masuk dan segera mengambil 2 botol minuman kopi, dan saat akan membayar.
" Rokok nya Satu.. " ucap Raya
Nara yang sudah tau itu Raya, hanya diam dan menyembunyikan wajahnya dengan topi yang dia pakai,
"
Elen merasa heran karna Nara hanya diam tidak menawarkan barang yang lain,
" semua 45.000 rupiah... " berusaha agar Raya tak mengenalinya Raya pun menyodorkan uang 50000 pada Nara. Tanpa banyak bicara Nara memberikan kembalian dan struk nya. tapi dengan segera Raya meraih tangan Nara dan memegang nya, Elen semakin heran dan kuatir jika Raya orang jahat.
"Nara... !!!!" ucap Raya sambil menatap Nara, Nara pun segera buang muka mencoba pura pura tak kenal, tapi Raya tau betul dia Nara, Raya pun berusaha meraih topi yang dipakai Nara hingga terlepas dari kepala Nara, maka terlihat jelas lah wajah Nara dan Nara tak bisa mengelak lagi.
*******************************************""""""""""""