Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Stela and Eric

nisnisyah_
302
Completed
--
NOT RATINGS
97.5k
Views
Synopsis
Auristela Allisya  Gadis yang masih bersekolah dan duduk di bangku SMA kelas 2, biasa di kenal dengan nama Stela dan All yang harus menerima kenyataan bahwa dia harus menikah akibat perjodohan orang tuanya yang sangat tidak zaman lagi menurut Stela. Eric Fransissco Seorang guru fisika yang di kenal killer dan juga dingin harus menikah dengan gadis yang masih kecil kalau kata Eric seperti menjaga anak kecil dan menjaga adik bagi nya. Apa kah mereka berdua akan bahagia?? Atau malah sebaliknya?? Yuk langsung baca!
VIEW MORE

Chapter 1 - Stela and Eric bagian 1

"Stela gak mau pindah pa, ma kan Stela udah pernah bilang Stela capek harus pindah lagi nanti ketemu temen baru lagi Stela udah nyaman sama yang temen Stela yang disini mama sama papa malah mau pindah lagi. Stela gak mau titik" ucap seorang anak gadis menatap kedua orang tua nya dengan tatapan yang kesal, ya dia adalah Auristela Allisya, yang sering di panggil Stela atau All tapi kalau sama teman nya dia di kenal dengan All.

Stela sebenarnya sedang mengutarakan pendapat nya karena dia merasa capek untuk mengenal orang baru lagi, Stela dari mulai dia SD, SMP selalu pindah dari mulai Bandung sampai Jakarta dan waktu dia mau lulus SMP orang tua nya membawa dia lagi pergi ke Bandung karena ayah nya di tepat kan di sana, lebih tepat nya lagi mengurus bisnis papa nya yang di Bandung. Jujur sekarang Stela harus kembali lagi ke Jakarta itu hal yang melelahkan untuk Stela apa lagi sebentar lagi dia bakalan lulus SMA karena dia saat ini naik kelas 2.

"Stela papa tau kamu itu orang nya seperti apa, tapi papa jamin ini yang terakhir kali nya kita pindah Stel papa janji itu sama kamu, kamu mau ya" bujuk papa Stela sambil menatap Stela dengan penuh harapan.

Stela menghela napas dengan kasar, dia juga bingung mau jawab apa, dia masih bingung terlebih lagi dia harus memikir kan kedepan nya dia harus bagai mana di sana.

"Stela pikir-pikir dulu pa, ma. Stela pamit ke kamar dulu" ucap Stela lalu pergi naik ke atas rumah nya menuju kamar nya.

Di kamar Stela berpikir dengan keras apakah kali ini dia mengikuti kata papa nya lagi, dan juga sahabat nya ada di Jakarta semua jadi tidak ada alasan Stela menolak papa nya yang ingin pindah ke Jakarta.

"Apa aku telepon aja ya mereka?" gumam Stela sambil mengambil ponselnya di nakas tempat tidur nya.

Stela mencari nama temannya di kontak nya.

Stela menemukan kontak teman nya yang bernama Lily Routeen, yang merupakan sahabat nya waktu di sekolah dasar dan ada satu lagi teman nya yang paling jarang bisa di hubungi alasan nya selalu sibuk padahal dia memang malas ngobrol dan sifat nya sama seperti Stela yang pendiam dan kalem.

"Halo All ada apa?" Tanya Lily dari sebrang telepon sana.

"Gua mau ngomong" jawab Stela to the point dia memang tidak suka bertele-tele dia lebih suka langsung membicarakan sesuatu sesuai dengan inti nya saja.

"Iya ngomong apa? Dari tadi juga lo ngomong" jawab Lily dengan santai.

Stela menghela napas dengan sabar dalam hati nya dia sudah ingin memukul Lily karena membuat dia kesal.

"Gua serius" jawab Stela dengan nada yang kesal.

Lily pun mengangguk, "ngomong apa?" tanya nya dengan Stela dari telepon.

"Gua mau pindah lagi Li" jawab Stela terdengar seperti tidak bersemangat.

"Yah bagus dong, kan bisa menambah wawasan untuk lo, terus lo juga udah biasa kan pindah jadi apa yang perlu di ributkan" jawab Lily dengan santai karena memang benar yang di bilang Lily Stela sudah sering pindah jadi orang yang mungkin mengenalnya sudah biasa melihat Stela yang pindah sana sini.

"Masalahnya gua bakalan pindah ke Jakarta, dan kata papa ini terakhir kali gua pindah" jawab Stela dengan malas.

"Hah?! Demi apa! Ini berita yang waww" jawab Lily berteriak.

Stela menjauhkan handphonenya dari telinga nya bisa rusak pendengaran nya kalau terlalu dekat. "biasa aja bisa kan ngomong nya, gak usah teriak-teriak" jawab Stela dengan kesal.

"Hehe sorry Stel habis nya gue kaget banget, yaudah apa lagi All ini kesempatan bagus untuk lo biar kita bisa gabung lagi main bareng lagi" jawab Lily memberi nasehat pada Stela.

"Iya sih tapi gua udah nyaman di sini, belum tentu nanti di sana gua nyaman sama lingkungan sekolah nya" ujar Stela menceritakan kegelisahan nya deengan Lily.

"Stel, itu semua gampang di atur yang penting lo ikutin aja apa kata papa sama mama lo" jawab Lily dari sebrang sana.

"Iya sih tadi nya gua mikir gitu juga tapi masih ragu" Stela berjalan kearah balkon dan duduk di bangku balkon sambil menikmati keindahan sunset.

"Yaudah yakin aja, minta sama papa lo sekolah di tempat gua sama Zahra biar lo gak ragu lagi" jawab Lily.

"Lo pikir ngurus pindah gampang ha? Malah minta ini itu lagi" jawab Stela.

"Bukan gitu All kan orang tua lo banyak uang nya jadi gak papa lah" jawab Lily.

"Emang gak punya akhlak ya gini lah" jawab Stela berdecak.

Terdengar Lily tertawa dari sebrang sana, "gak papa kali All kan lo juga gak minta aneh-aneh" jawab Lily.

"Iya sih, yaudah deh coba nanti gua bicarakan lagi sama papa gua kalau di izin kan" ujar Stela membenarkan ucapan Lily tadi.

"Oke deh, nanti kabarin aja ya kapan lo mau berangkat dari Bandung kalau udah sampai kabarin juga biar kita bisa ketemuan sebelum lo menentukan sekolah mana" jawab Lily yang kelihatan sangat semangat.

"Iya pasti itu, kasih tau Zahra ya soalnya gua mau hubungi dia handphonenya mati kebiasaan tuh anak" jawab Stela.

"Oke nanti gua kasih tau" ujar Lily.

"Yaudah bye" ucap Stela berpamitan.

"Bye"

Stela mematikan sambungan telepon nya dan menatap ke arah langit lagi untuk melihat sunset.

Sekarang dia sudah menentukan pilihan nya untuk pindah dengan papa dan mama nya.

Setelah itu Stela masuk ke dalam kamar nya dan turun ke bawah menuju ruang tamu untuk melihat di mana keberadaan orang tua nya. Ternyata papa dan mama sedang menonton TV di ruang keluarga.

"papa" panggil Stela berjalan kearah sofa di sebelah bunda nya.

"Iya sayang ada apa?" tanya Galih (papa Stela) ya papa Stela bernama Galih Hartigan dan bunda Stela bernama Zanna Kirania.

"Kamu udah mengambil keputusan?" tanya mama menatap Stela.

Stela mengangguk sambil menghela napas dengan kasar.

"Papa juga tadi berpikir kalau memang kamu mau di sini gak papa silahkan papa sama mama gak melarang kalau kamu mau, kita bisa berkunjung ke sini satu minggu sekali" jawab papa Stela.

Stela menatap kedua orang tuanya dengan tatapan tidak percaya, "tapi Stela gak mau pa, ma" jawab nya.

"Maksud kamu?" tanya Papa.

"Stela bakalan ikut sama mama dan papa, Stela juga gak enak kalau tinggal sendiri di sini lebih baik Stela ikut" jawab nya.