Dia menggengam erat erat pisau dapur yang ada di dapur bibinya.
"Eum... Apakah kamu baru saja memotong perut daging? Ini terlihat lezat bukan? Maukah kami menjilatinya?" Tanya Rose dengan mengerikan nya.
Bibi terus berusaha mendorong tubuh Rose yang semakin kuat mencekiknya
"Rose rose! Jangan keterlaluan! Letakkan pisau itu!" Pinta kak Alice yang panik.
Brakk! Rose melemparkan tubuh bibinya dan tidak menolongnya sama sekali. Dia sudah lelah menghadapi semua pernyataan pernyataan yang membuatnya menjadi lelah dan semakin lelah. Rose terdiam sejenak dengan menatap beberapa lampu yang ada di rumah bibi nya.
"Jelaskan. Kenapa kalian mengambilnya! Dimana paman?!" Bentak Rose dengan menggengam erat pisau dapur. Lalu pergi naik ke lantai 2 dan melihat paman nya yang sedang bermain catur dengan dirinya sendiri.
"Hai Rose.... Maafkan paman tidak bisa mendengarkan ku. Paman masih sibuk bermain catur." Kata Paman nya.