Seorang gadis keluar dari mobil putih. Ia menatap gedung besar dihadapannya. Perusahaan milik papanya yang sudah berjalan lancar selama 7 tahun lamanya Ryn, adalah anak dari Wisnu dan Yoona, pengusaha dan designer ternama.
Ryn masih berkuliah. Tetapi ia tidak berkuliah di Indonesia, melainkan di Korea. Negara yang melahirkan para oppa - oppa ganteng.
Setelah menatap gedung di depannya, Ryn, berjalan menuju dalam gedung milik papanya itu. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Ryn adalah anak dari Wisnu dan Yoona, karena Ryn tidak pernah tertangkap kamera dan Ryn disibukkan dengan kuliahnya.
Beberapa karyawan menatapnya dengan pandangan luar biasa. Penampilan Ryn bukan seperti kalangan biasa. Apalagi wajah Ryn yang bukan seperti orang Indonesia, karena wajah Ryn seperti cewek Korea.
Mata agak sipit, pipi cubby, dan juga sebuah poni yang membuat dirinya terlihat seperti artis Korea. Ryn tersenyum ke arah wanita yang berada di depannya.
"Sore, ada yang bisa saya bantu?"Tanya wanita itu dengan sopan. Ryn mengangguk
"Pak Wisnu ada?"Tanya Ryn dengan sopan. Ryn diajarkan oleh Mamanya bahwa dirinya harus sopan kepada semua orang, terlebih kepada yang lebih tua darinya.
Ingin rasanya Ryn menyebut papanya itu dengan sebutan "Dad". Tapi dirinya tidak boleh ketahuan bahwa ia anak dari Wisnu, bisa - bisa ia akan masuk berita dan menjadi bahan gosip.
"Apakah anda sudah membuat janji?"
Ryn mengangguk, "Sudah".
Wanita itu tersenyum, dan memberikan kartu yang khusus untuk naik kelantai atas. Karena keamanan diperusahan ini sangat ketat.
Ryn memainkan kartu yang berada ditangannya. Ia menatap sekelilingnya dengan takjup, ada beberapa pengawal yang menjaga disudut gedung. Membuat dirinya persis seperti berada didalam Drama Korea.
Ketika berada didepan lift, Ryn menekan tombol ke atas. Sambil menunggu pintu terbuka, Ryn mengeluarkan ponselnya untuk mengurangi rasa bosan. Tak lama kemudian pintu lift terbuka, didalam hanya ada dua orang wanita yang membawa tumpukan kertas. Ryn tersenyum.
Ryn memainkan ponselnya. Setelah bunyi ting yang menandakan bahwa dirinya sudah sampai kelantai yang akan dituju, yaitu lantai 20.
Ryn menatap banyak pintu dilantai yang diinjaknya. Ini baru pertama kali, ia menginjakan kaki dikantor milik papanya.
Ketika melihat seseorang yang baru saja keluar dari sebuah pintu. Ryn mengejarnya.
"Wait!" (tunggu)
Wanita itu menoleh dan memasang wajah tersenyum, "Ada apa?"Tanya Wanita itu.
"Ruangan Pak Wisnu, dimana ya?"Tanya Lisa. Wanita itu menunjuk pintu yang baru saja ia tutup. Dengan sopan, Ryn mengucapkan terimakasih dan masuk ke dalam ruangan papanya.
"Dad?" (Papa)
Wisnu yang sedang membaca berkas - berkas di meja lantas mendongak ketika mendengar suara Ryn. Wisnu tersenyum geli menatap anaknya, ada angin apa anaknya datang ke kantornya.
"Ada perlu apa?"Tanya Wisnu. Ia mengampiri anak perempuannya yang langsung duduk di sofa panjang.
"Bosen di rumah, dan sekalian habis dari Mall" Balas Ryn sambil menaruh ponselnya ke dalam tas. Hanya karena rasa bosan, Ryn langsung datang ke kantornya. Wisnu sangat menyayangi anak perempuan satu - satunya, selain 2 anak laki - laki yang ia miliki.
Mark, adik laki - laki dari Ryn yang masih berusia 17 tahun. Dia bersekolah di School Of Performing Arts Seoul, jadi Ryn dan Mark sangat dekat, bahkan mereka berdua tinggal di apartemen yang sama di Korea. Karena Mark tidak ingin menempati apartemen sendirian. Mark lahir di Canada, jadi kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki Mark sangat lancar.
David kakak laki - laki yang terpaut umur 2 tahun dengan Ryn. Ryn 20, sedangkan David 22. Kadang, Ryn memanggil David dengan sebutan "Oppa" kadang juga hanya nama saja. David sudah lulus kuliah pada bulan kemarin, jadi, sekarang ia sudah menjadi seorang CEO di perusahaan milik Wisnu yang berada di Seoul,Korea.
"Dad, kata Mama, ada temen Dad yang mau dateng?"Tanya Ryn. Wisnu menatap anaknya dan mengangguk.
"Iya. David dan Mark juga akan akan pulang ke Indonesia" Balas Wisnu. Ryn yang mendengar langsung berdiri dan menatap papanya dengan tatapan terkejut.
"Serius?!, . Ryn harus pulang sekarang" Ucap Ryn dengan antusias.
Wisnu menggeleng melihat anaknya yang sudah berusia 20 tahun tapi seperti anak kecil.
Ryn mencium pipi papanya. Dan berkata, "Sampai ketemu dirumah. Jangan kerja terus" Ucap Ryn dan langsung keluar dari ruangan papanya.
"Jangan pernah kecewa, setelah mendengar ini. Ryn" Batin Wisnu.
***
Ryn tersenyum lebar ketika mobilnya berhenti di halaman rumahnya. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan David dan Mark yang sedang mengambil libur untuk datang ke Indonesia. Sama seperti dirinya.
Ryn berjalan masuk kedalam rumahnya. Ia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Ia mengeluarkan kantong plastik, tadi sebelum pulang Ryn mampir ke supermarket untuk membeli susu coklat kesukaannya.
"Mam?"
Suara Ryn membuat Yoona yang sedang berada dimeja makan menoleh kearah pintu dan tersenyum lebar.