Saat bayangan-bayangan itu muncul dengan samar-samar di kepalanya Alya merasakan kepalanya sangat sakit. Ia berteriak sembari memukul-mukul kepala. "Pergi, pergi, pergiiiiiiii!!" Ia mendapatkan bayangan tragis di memorinya.
Hikss, Daren memeluk anak itu. Tentu pria itu sangat khawatir. Ada apa dengan Alya? Setelah beberapa menit Alya terdiam. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar.
"Sayang, kamu kenapa hem? Kenapa tiba-tiba ketakutan?" tanya Daren setelah berada di dalam pesawat.
"Kayla nggak tahu pa, tapi Alya takut. Takut banget."
"Jangan takut, seharusnya kamu lawan sayang. Tapi jangan kamu memukuli kepala. Nanti semakin sakit loh,"
"Mungkin cara itu lebih baik pa, nyatanya langsung hilang."
Daren mengecup kening anaknya sembari merangkul. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja. Daren akan mencoba membuat Alya tidak mengingat kejadian yang tragis atau yang buruk, misalnya.
****