Renno baru saja masuk untuk menjenguk Lisa. Tidak ada niatan mengajak Jino, rasanya Renno ingin menebas kepala orang-orang yang menyakiti istrinya. Renno hanya menahan diri saat ini, karena demi keluarga dan anak yang Lisa kandung. Jika terjadi lebih parah mungkin mereka semua akan tinggal nama.
Lukanya memang tidak terlalu parah, jika terinfeksi bisa bahaya. Lisa menunjukkan wajah tegar membuat Renno sesak. Kenapa Lisa bisa setegar ini, padahal hatinya luka seperti kaca yang sudah hancur. Keluarganya tidak ada yang membela, malah menyalahkannya. Renno memeluk istrinya seraya mengelus pundak.
"Sayang, aku tau perasaan kamu. Jangan memasang wajah tegar, itu menyakitkan buat aku." ujar Renno tanpa sadar ia meneteskan air matanya dipundak Lisa.