Tak lama Jino muncul dengan penyesalan dihatinya. Kenapa tadi Arggghhh bodoh bodoh ia mengutuki dirinya sendiri.
"Kenapa nyusul, bukannya tadi lo marah-marah sama Lisa." renjun geram, ingin sekali menghajar Jino.
"Cih, jangan menilai cepat lo nggak sadar kalau selama ini Bella itu cuma cari muka. Bella berhasil ngebuat lo dan nyokap Lisa sendiri percaya sama dia. Anehnya, lo lebih ngebelain Bella."
"Suatu saat lo bakal menyesal, asal lo tau, Lisa membutuhkan kita semua buat menguatkan dia. Dia keliatan baik-baik aja, tapi selama ini dia selalu menderita."
"Aku bahkan adalah orang yang menyakiti dia, tapi dia nggak pernah menuntut. Memaksa dia buat hidup sama aku, nikah sama aku. Jeno, lo nggak boleh kayak gini. Lisa juga butuh lo, butuh banget."
"Gue tau,"
"Tau apa?, lo orang yang paling dalam nyakitin Lisa."
"Setelah kami pergi, gue harap lo bakal sadar sesadar-sadarnya..."
****