Pagi-pagi Nara sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Manu dan dirinya sendiri. Sarapannya roti, dan susu hangat jadilah untuk mengisi perut daripada tidak sama sekali. Lukanya sudah lumayan membaik dan cukup untuk sembuh. Dia sendiri tidak betah dengan lukanya susah untuk mandi haha.
"Tumben banget lo bikin sarapan." ucap Manu. Cowok itu baru turun langsung ke meja makan menghampiri Nara yang tengah sarapan roti duluan.
"Lagi pengen aja. Btw, nggak jemput Deby?" tanya Nara. Soalnya pagi ini Gevan menjemputnya.
"Iya. Terus lo berangkat sama siapa?" tanya Manu.
"Sama Gevan. Lagian dah lama banget kagak bareng dia, ada sesuatu juga yang mau gue omongin sama dia." jawab Nara. Kadang mood baik kagak berantem ya bisa seakrab ini sih.
"Oh ya udah. Jangan terlalu dekat sama Gevan, ya lo tau kalau kalian beda agama. Takutnya masih saling mengharapkan." ledek Manu sembari melahap sarapannya. Kemudian meneguk susu.
"Ya nggak kali. Biasa aja."