Manu menoleh ke arah sumber suara tersebut sehingga bola yang dipegang olehnya sontak teralihkan kepada Gevan. Tak peduli, cowok itu langsung menghampiri Deby yang sudah terduduk sembari memegangi kepalanya. Jay keteteran takur kalau Manu marah akibat ulahnya.
"Lo nggak papa?" tanya Manu.
"Nggak papa kok." jawab Deby.
Kemudian gadis itu memberikan botol minum itu kepada pacarnya, tentu saja itu diterima oleh Manu dengan senyuman lebar. "Tau banget kalau pacarnya haus," ujar Manu.
"Apa sih yang enggak buat pacar, btw udah akur nih sama Gevan?" kata Deby. Tak biasanya toh Manu seperti ini padahal dia paling anti baik sama musuhnya.
"Ya gitu deh. Malam itu kamu pernah bilang ketemu sama Gavin kan? Yang waktu dari rumah sakit, dia sedang kita selidiki." ujar Manu.
"Menurut aku dia pelakunya, tapi nggak tau deh. Soalnya dia itu kayak tertekan juga, keliatan dari mukanya." kata Deby. Psikopat pintar mengekspresikan wajahnya, perasaannya dan kadang memang masa bodoh.