Chereads / MY BADBOY BOYFRIEND / Chapter 12 - Bab 12. Terlalu Percaya Diri

Chapter 12 - Bab 12. Terlalu Percaya Diri

"Minggir!" suruh Manu kasar kepada salah satu murid yang berada di kantin, meja yang ingin Manu tempati harus mengusir anak itu.

"Cari tempat lagi nggak bisa ya." jawan siswa itu.

Manu tak suka dibantah apalagi dengan manusi kecil seperti dihadapannya ini. "Minggir, atau makanan ini gue lempar ke muka lo!" sarkas Manu wajahnya sangar tak peduli lagi kalau ini di sekolah.

"Udahlah baby, kita cari tempat yang lain." ujar Deby.

"Aku maunya di sini, jangan ngebantah kamu."

"Manu kok kasar sih," sedih Deby

"MINGGIR!" bentak Manu sembari menggubrak Meja, Nara yang melihatnya pun langsung menghampiri mereka.

"Tuh ada yang kosong, di sana juga bisa kali." Anak itu melawan, membuat tangan Manu gatal.

Manu meraih kerah anak itu, lalu menonjoknya sampai terhempas ke lantai. Pukulan cukup kuat, Manu tak bisa menahannya apalagi hati nya sedang buruk. Bughh Bughh

3 kali pukulan sampai anak itu terkapar lemas, saat Manu akan menonjok lagi Nara menahan lengan kekar itu. Manu menoleh ke arah Nara, tapi tak peduli kemudian Manu tetap akan menonjok anak itu.

"MANU STOP! LO KENAPA SIH ha? Anak orang bisa mati kalau lo hajar." Teriak Nara

Manu menghentikan tonjokkannya kemudian berdiri dihadapan Nara. Cowok itu tersenyum smirk "Lo pikiir gue peduli," ujar penuh penekanan menatap tajam ke arah Nara.

"Lo kenapa sih?" tanya Nara, bingung dengan sikap Manu yang dingin padanya. Apalagi tatapan tajam seperti ini, penuh amarah.

"Nggak ada urusannya sama lo," ketus Manu kemudian meninggalkan kantin dan menarik lengan Deby, pacar nya mengikuti Manu.

"Kita mau kemana Manu? Em?"

Manu tak menjawab, tetap menarik Deby ketempat parkiran." Kunci mobil kamu mana? "tanya Manu.

"Ini, mau kemana sih? " tanya Deby

"Ke apartemen kamu," jawab Manu.

"Mau ngapaian?" tanya Lagi dengan mengerutkan alis.

"Seneng-seneng," jawabnya singkat Manu langsung masuk ke dalam mobil.

keduanya pasti akan melakukan suatu yang hal yang salah.

****

Sepulang sekolah, Nara meminta satpam untuk menjaga motor Manu. Meski cowok itu tak peduli padanya, Nara tetap saja peduli. Kemudian ia pulang sendirian, karna Gevan ada urusan sore ini. "Huh, gue masih bingung salah apa sih gue sama manu. Segitunya dia sama gue," gumam Nara.

_

Nara masuk ke dalam kamarnya setelah makan malam, sebelum tidur ia menuju balkon kamar dan duduk di sofa nya. Nara terkejut, telihat Manu yang tengah mabuk berat di sofa itu, Manu sangat teler dan kacau.

"Manu? Lo kenapa? Kok di sini" tanya Nara khawatir.

"Gue mabuk, gue pengen sesuatu dari lo." ucap Manu setengah sadar.

"Apa manu? Ap?" tanya Nara merespon Manu.

"Cium gue, dan tidurin gue di kamar lo." ujar Manu.

"Tapi nu, lo harusnya pulang ini udah malam."

"Gue nggak mau pulang, gue pengen tidur sama lo!"

Manu berdiri menarik lengan Nara dengan lembut kemudian mencium hangat bibir Nara. Nara memakai baju kaos putih tipis sampai lutut tanpa mengenakan celana pendek. Manu mengelus pinggang Nara, Manu merasakan balasan dari Nara yang tak kalah hot. Ciuman itu semakin dalam, tapi.

Nara melepaskan ciuman itu setelah setengah jam mereka berpagutan. Kemudian menyuruh Manu untuk pulang, dan Nara menuju duduk di sofa balkon kamarnya.

Gadis itu melihat bintang-bintang, begitu juga dengan Manu yang ikut melihat ke atas.

"Lo suka bintang?" tanya Manu tiba-tiba, dan Nara menoleh kearah cowok itu.

"Iya, karena waktu Mama gue belum ketemu saat kecelakaan. Gue dan papa kira mama udah di atas sana, makanya gue tiap malam pasti disini liat bintang. " Jawab Nara sembari melihat ke arah bintang.

"Jadi, sekarang nyokap lo belum ketemu." tanyanya lagi.

"Setelah ulang tahun gue yang ke 16, mama gue kembali kerumah, gue bersyukur mama gue masih hidup." ujar Nara.

"Emm, syukur deh, gue ikut seneng." ucap Manu, kemudian Nara menoleh ke arah Manu.

Manu merebahkan kepalanya dipaha Nara, sampai gadis itu menatap ke arahnya. Manu tersenyum manis sampai matanya tak terlihat alias sipit hihi. Keadaan masih mabuk, dan Manu langsung tertidur pulas.

"Yahh dia tidur," gumam Nara. Tangannya ingin mengelus kepala Manu, apalagi pipi cowok itu yang mulus tanpa jerawat.

"Tampan banget, kalo kayak gini keturunan gue tetep aja cantik dan ganteng." gumam Nara nyeleneh.

"Tapi, sayangnya dia tengil bin playboy, huh." gumam Nara memencet batang hidung Manu.

"Manu, manu." Nara berusaha membangun kan sembari menggoyang-goyangkan tubuh lelaki itu.

"Emh," respon Manu.

"Pindah ke dalem aja, di sini dingin." ujar Nara mengajak Manu untuk pindah kedalam.

"Gue boleh nginep," ujar Manu.

"Iyah, udah yuk masuk sini gue bantu." balas Nara sembari membantu Manu berjalan, cowok itu sempoyongan akibat mabuk.

Manu membaringkan tubuhnya keranjang, Nara pun menyusul. Seharusnya Nara khawatir jika Manu sedang mabuk, pasti Manu akan macam-macam.

****

Keesokan harinya.

Nara merasakan perutnya berat bahkan terasa sesak ternyata ada tangan kekar yang melingkar di pinggang rampinganya. Nara terbangun melihat kearah Manu yang terlihat sangat tampan. Rasanya Nara ingin memiliki suami sepeti seorang Manu.

"Ganteng banget, coba aja dia itu sekarang suami gue. Huh." gumam Nara sembari mengelus pipi mulus Manu.

"Emh, ada yang pegang pegang pipi orang ganteng nih." goda Manu.

Nara terkejut, kemudian terlihat kikuk gadis itu langsung beranjak dari kasur. Tapi? Baju dan lainnya kemana? Kok Nara tak memakai pakaian apapun?

"Manu! Lo abis apain gue, ih kurang ajar lo." umpat Nara penuh penakanan tak keras agar tidak terdengar orang tuanya. Sembari menutup tubuhnya dengan selimut putih.

Manu terlihat menggaruk tengku lehernya yang tidak gatal "Bukannya semalem kita tidur aja yah. Nggak ngapa-ngapain." ujar Manu.

"Bohong, ih lo apain gue." kesal Nara

"Emang lo nggak inget?" tanya Manu

Kemudian Nara memukul-mukul dada bidang Manu, seharusnya ia mengusir Manu untuk pulang semalam. Manu menahan tawa dengan kelakuan Nara pagi ini, padahal mereka semalem tak melakukan apapun. Hanya Nara yang kepanasan akibat Ac nya mati.