Hiro berceloteh di depannya, tak membuat Yuki berhenti. Teko itu sudah terasa ringan di tangan. Kali ini teh yang mengisi gelas, hanya tersisa setengah. Dia meminum teh beracun itu tanpa tersisa sedikit pun. Cangkir yang jatuh di permukaan meja membuat Hiro tersentak.
"Wah, perutku terisi penuh."
"Yuki! Berhenti minum semuanya! Kau dengar aku bicara?"
Kedua alis Yuki terangkat, lantas bertanya, "Maafkan aku, aku terlalu haus setelah berdebat dengan senior Suno."
[ Mengapa tidak terjadi apa-apa padaku? Apakah karena racun siluman dalam tubuhku? Ya, mungkin karena itu. Meminum semuanya tanpa dicurigai siapa pun, memang hanya aku yang bisa melakukanya. Syukurlah, Hiro terselamatkan kali ini. Mereka mungkin akan menyadarinya cepat atau lambat. ]
Kesunyian yang membekap siasana di ruangan itu, mengalihkan perhatian Yuki dari lamunanya. Dia mengangkat wajahnya, meluruskan pandangan, tepat pada kedua manik Hiro.