"Maksud kamu apa?" Wilona bertanya dengan mata sedikit terbuka lebar.
Susan menatapnya dengan tatapan rumit namun penuh tekad, "Windy, hamilkan anaknya dan pelihara dia."
Mulut Wilona menganga, dan setelah beberapa lama, dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Ketika dia menarik napas, dia dengan kuat menggelengkan kepalanya, "Tidak, ibu, Aku tidak akan melakukan itu.
"Kau memintaku untuk tidak melihatmu lagi?" Susan bertanya dengan tenang.
"Ya, aku tidak ingin mengkhianatinya lagi. Aku mohon padanya untuk tidak bertemu lagi, dia setuju." Wilona mengangguk.
Sudut mulut Susan membentuk senyuman. Itu benar, dia hanya menyetujuinya karena Wilona telah memintanya untuk melakukannya, dan itu berarti lebih dari itu, bahwa posisi Wilona di dalam hatinya sudah menjadi lebih penting.
Melihat ibunya tertawa, Wilona tercengang, "Bu, untuk apa kamu tertawa?"
Susan memegang tangannya dan berkata dengan lembut, "Wilona kecil, kamu benar-benar bintang keberuntungan ibu."