Sorot matanya terkadang menangkap kilatan mata abu-abu dari balik topeng Jerry. Hojin amat penasaran dengan warna mata itu.
Darah mengucur dari tangan yang terpotong membawa rintihan yang semakin memilukan. Hojin terkapar pada marmer penuh debu, matanya berkaca-kaca merasakan sakit hingga dadanya hendak meledak.
Jerry mendekat sambil membawa sebuah kapak besar lalu duduk di kursi. Di tatapnya wajah pria yang seumuran dengannya itu. ''Kau tahu kan, kalau sudah terinfeksi, harus rela mati demi tidak melukai manusia lainnya.''
''Kau, kau ini siapa? Tolong aku, aku tidak ingin mati!'' Hojin merengek. Giginya menyatu, rasa sakit pada daging yang terbuka dipenuhi darah, membuat ia serba salah.
Jerry menelan saliva ketika indranya sesak oleh bau darah segar. Ia menghirup aroma darah itu sampai-sampai dadanya mengembang. ''Ah, bau ini selalu membuat aku merasa gila.''
''Tolong, aku sudah tak kuat menahan rasa sakit ini. Selamatkan aku, tuan,'' mohon Hojin.