Secara bersamaan ibu Marta, ibu Hartati dan dokter Mirna, mengulas senyum, melihat dua gelas yang sejak tadi dipegang oleh Keysa. Sebenarnya ketiga wanita dewasa itu merasa geli dengan kelakuan Jamal dan Rio, yang menurutnya aneh. Bisa-bisanya dua remaja laki-laki itu menentukan nama dengan cara seperti arisan. Namun sebagai wanita dewasa mereka bisa memahami, kalau usia Jamal dan Rio memang masih terbilang muda, bahkan bisa dibilang masih anak-anak. Jadi yasudahlah, itu hak mereka berdua, toh sebagai calon orang tua Jamal dan Rio sangat berhak.
Sebagai orang yang lebih dewasa, ketiga wanita beda profesi itu hanya bisa mendukung, dan ikut memeriahkan saja.
"Kalau saya yang ngocok arisannya apa boleh?" Ucap dokter Mirna kemudian. Wanita berjas putih itu tertarik, dan antusias ingin menjadi bagian dari penentuan nama bayi yang dikandung oleh Rio.
"Iya dok bolh. Nggak papa kok," Rio mengijinkan.