"Guruku! Saya mohon, tolong muridmu ini!" Lu Sheng berlutut. Sudut matanya berderai air mata. Dia berkata penuh dengan derita, "Aku di sini selain mengangkat kotoran babi, masih perlu turun ke sawah, ke kebun, dan setiap hari bekerja di bawah matahari yang terik. Aku seakan menjadi orang Afrika."
Dengan wajah tanpa ekspresi, Lu Zhou melihat wajah Lu Sheng yang putih halus. Wajah muridnya ini kini tampak kemerahan di bawah cahaya lilin. Lu Zhou sendiri tidak berkata apa-apa.
Beberapa saat kemudian dia baru membuka mulutnya, "Muridku, coba kamu ke dapur dulu. Kamu ambil sebatang arang, kemudian hitamkan dulu wajahmu itu baru kamu menangis. Bagaimana?" Kebiasaan berbohong muridnya ini tetap saja tidak pernah berubah.