Chereads / Gadis Lugu Liar Galak / Chapter 4 - PERTEMUAN PERTAMA

Chapter 4 - PERTEMUAN PERTAMA

Chu Sihan tidak mengatakan apa pun.

Chu Yun pun bingung. Ia memandang ke arah Chu Sihan lagi sambil bertanya. "Yang Tuan maksud Nona adalah pengemis itu?"

Chu Sihan tetap diam saja. Meskipun begitu, Chu Yun sudah mengerti siapa yang dibicarakan oleh tuannya itu.

Di dalam hati, Chu Yun merasa sangat heran, 'Sejak kapan Tuan Chu Sihan memiliki rasa simpati?'

Namun, Chu Yin tidak berani bertanya lebih banyak. Ia hanya dengan patuh mengeluarkan dompetnya dan berjalan menuju Lu Sheng untuk menyerahkan sebatang perak.

Merasakan ada seseorang yang mendekatinya, Lu Sheng pun membalikkan badan. Ia lalu melihat ada sebatang perak yang jatuh di samping kakinya. Sedangkan pemuda yang sebelumnya mendekatinya baru saja membalikkan badan dan pergi menjauh.

Lu Sheng segera memungut batangan perak tersebut dan memanggilnya, "Hei, Tuan, tunggu! Uangmu jatuh!"

Namun, Chu Yun menjawab tanpa menolehkan kepalanya, "Itu untukmu."

"Aku tidak bisa menerima uang ini tanpa alasan!" 

Lu Sheng menimbang-nimbang, ia memperkirakan bahwa batangan perak besar itu minimal beratnya sepuluh tael.

(Batangan perak zaman kuno Cina dibagi menjadi beberapa, yaitu berat satu tael, dua tael, lima tael, dan sepuluh tael. Satu tael perak kira-kira bernilai seribu koin.)

Enam koin masih bisa Lu Sheng terima, tetapi uang sebanyak sepuluh tael tidak mungkin bisa ia terima.

Lu Sheng merasa, kalau ia ingin memakai uang, maka itu harus hasil kerja keras diri sendiri.

Meskipun dulu sebelum berada dalam tubuh Lu Sheng ia hanya memakai uang yang dihasilkan Gurunya… Tapi sekarang, itulah prinsipnya.

Melihat Chu Yun tidak berbalik dan tetap berjalan terus, Lu Sheng pun mulai panik. Ia langsung melempar batangan perak yang ada di tangannya ke arah pria itu.

"Klontang!" Batangan perak itu jatuh ke tanah. 

Leher Lu Sheng menyusut ketika ia melihat Chu Yun menggosok kepalanya sambil menyeringai.

Chu Sihan yang menonton adegan itu dari samping pun terkejut. Ia mengangkat ujung bibirnya dan tersenyum, tetapi senyuman itu menghilang dengan cepat.

Chu Sihan tidak menyangka, gadis itu bukan hanya seorang pengemis yang baik hati, tetapi juga pengemis yang ambisius.

"Kamu!"

Chu Yun membalikkan badannya dengan emosi, ia melotot ke arah Lu Sheng sambil menggertakkan gigi.

"Ups… aku tidak sengaja."

Sebelumnya, Lu Sheng sudah bilang jika ia tidak menerima batangan perak itu, tapi Chu Yun tidak mau mengambilnya kembali. 

Lu Sheng hanya ingin mengembalikan batangan perak itu kepadanya. Siapa sangka benda itu bisa terlempar dengan tepat ke kepala Chu Yun?!

Menyadari kelakuannya, Lu Sheng pun mengelus hidungnya, wajahnya terlihat sangat polos.

Chu Yun membungkukkan badannya dan memungut batangan perak yang ada di tanah. Kemudian, ia mendengus dingin dan berjalan kembali ke arah Chu Sihan.

"Tuan, dia tidak mau menerimanya," nada suara Chu Yun terdengar menyedihkan, seakan ia telah dirundung oleh seseorang.

Pada saat itulah, Lu Sheng menyadari bahwa ada pria lain berpakaian putih yang sedang berdiri di sana.

Ketika Lu Sheng melihat wajah pria itu, ia pun tertegun sejenak.

Awalnya, Lu Sheng mengira bahwa orang yang paling tampan yang pernah ia lihat adalah Gurunya. Namun sekarang, ia menyadari bahwa ternyata di dunia ini masih ada pria tampan lain yang wajahnya lebih menawan dari Gurunya itu.

Guru adalah siluman tua yang sudah berumur lebih dari seratus tahun. Namun dari segi penampilan, ia terlihat seperti pemuda berumur dua puluh tahunan. Terlepas dari penampilannya, sifat Guru sangat kuno! Orang lain pasti bisa menebak bahwa ia bukanlah generasi muda sejak pandangan pertama.

Berbeda dengan pria yang dilihat oleh Lu Sheng saat ini. Pria itu tidak memiliki pandangan mata yang sudah melalui tahap perubahan kehidupan seperti Gurunya. Jelas, ia merupakan seorang pria muda yang asli.

Pria itu hanya berdiri di sana dengan kedua tangan di belakang, wajahnya yang tampan tidak berekspresi. Namun meskipun begitu, tatapan pria itu menunjukkan wibawa yang tak bisa disembunyikan.

Sesaat kemudian, Lu Sheng menyadari bahwa pria berpakaian putih itu memandangnya. Gadis itu pun mengangkat sudut bibirnya, lalu berbalik dan pergi.

"Tuan, lebih baik kita cepat pulang sekarang," Chu Yun angkat bicara, memperingatkan Chu Sihan.

"Hmm," Chu Sihan menjawab dengan nada ringan sambil mengalihkan pandangannya dari Lu Sheng.

Chu Sihan datang ke kota Huangyang untuk beberapa alasan. Pertama, untuk menginvestigasi kasus pembunuhan seluruh keluarga yang terjadi di kota Huangyang beberapa waktu lalu.

Kedua, untuk menghalangi pernikahan yang sudah diatur oleh orang tuanya.

Meskipun peramal kerajaan memiliki status yang sangat tinggi di kerajaan Xuanyue, bahkan bisa disetarakan dengan Kaisar, tetapi bagi Chu Sihan yang hanya percaya kepada diri sendiri dan tidak memercayai hantu atau dewa, ia tetap tidak begitu yakin dengan ramalannya.

Lagi pula, daripada harus menikahi seorang gadis yang belum pernah ia temui sebelumnya, Chu Sihan memilih untuk tidak menikah.

***

Melihat waktu sudah hampir jam lima sore, Lu Sheng pun mulai berjalan menuju desa Liuyue.

Perjalanan dari kota Huangyang menuju desa Liuyue kira-kira membutuhkan waktu dua jam. Ketika Lu Sheng sampai di desa, waktu akan tepat menunjukkan jam tujuh malam. Itu juga merupakan waktunya para penduduk desa Liuyue untuk bersiap-siap tidur.

Beberapa waktu terakhir, karena sebuah kasus pembunuhan yang menimpa sebuah keluarga, ada pemeriksaan ketat untuk orang yang ingin keluar atau masuk kota Huangyang.

Jika tidak keluar dari kota Huangyang sebelum jam lima sore, mungkin Lu Sheng tidak akan bisa keluar.

Namun karena sudah dipastikan pelaku pembunuhan adalah laki-laki, pemeriksaan terhadap wanita pun tidak terlalu ketat. Hanya perlu menunjukkan wajah dan mengkonfirmasi jenis kelamin saja, maka sudah bisa pergi tanpa diberikan pertanyaan lebih.

Sedangkan, pemeriksaan terhadap laki-laki lebih ketat. Selain menunjukkan wajah, mereka juga perlu diperiksa tinggi badan dan ukuran kakinya.