"Mirip bagaimana, semua orang bilang saya mirip mimi saya." jawab mamski tersenyum.
"Bukan mirip fisik, tapi mirip sifatnya. Dulu tuan besar juga sangat dermawan, semua karyawannya senang dan sangat menyeganinya karena sifat baiknya." ucap mbah Peno yang membuat mamski diam.
Mbah Mi yang melihat mbah Peno memperhatikan mamski pun bertanya, mengapa mbah Peno melihat mamski sambil berkaca kaca.
"Bapak liat nyonya kok sampek berkaca-kaca gitu?" tanya mbah Mi yang sedari tadi melihat mbah Peno.
Mbah Peno pun menjawab kalau dia melihat sosok eyang wiyono di dalam diri mamski, pak Arya pun terharu dan mengajak semuanya untuk ke makam eyang wiyono untuk ziarah.
"Bapak kayak lagi liat tuan besar waktu dulu." jawab mbah Peno yang meneteskan air matanya.
"Nggak usah sedih gitu pak, namanya manusia pasti meninggal. Kalau saya bisa menghidupkan seseorang, saya pasti menghidupkan dady saya sekarang." ucap mamski yang tahu perasaan mbah Peno.