"Mamski jangan gitu donk, mamski juga harus fikirin kesehatannya Ani. Mamski jangan lupa, kalau Ani itu istrinya Arman." ucap pak Arman kesal karena mamskinya hanya memikirkan san calon anak.
"Kamu nggak usah banyak bicara, mamski itu nggak suka Ani jadi istri kamu. Tapi kamu kan yang ngeyel, jadi nggak usah protes." bentak mamski.
"Udahlah Man, kamu masuk aja. Papski dan mamski akan pulang, jaga Ani dan calon anak kalian." lerai papski.
"Yaudah, kalian pulang naik mobil Arman aja." ucap pak Arman menyerahkan kunci mobilnya.
"Nggak usah, kita naik taksi aja." jawab mamski sinis.
Setelah mengatakan itu kini mamski dan papski pergi, sedangkan pak Arman memilih masuk untuk menemani bu Ani.
"Ternyata Ani tidur, aku akan simpan dulu buburnya. Lagi pula ini masih panas, kalau sudah hangat akan aku bangunkan dia." ucap pak Arman.
"Maafkan aku Ani, mungkin akan lebih baik bila kau dan Iska jauh." ucap pak Arman mengelus kepala bu Ani.